Langsung ke konten utama

Serunya Gabung Komunitas Blogger Menambah Teman, Ilmu dan Pengalaman

Senangnya bisa berteman (foto :pixabay/jarmoluk)

Berbicara tentang teman seolah enggak ada habisnya. Siapapun butuh teman. Bahkan untuk seorang introvert sekalipun, pastinya tetap memiliki beberapa teman atau sahabat yang selalu berkabar dan sesekali bertemu.

Saya ngaku, saya orangnya introvert. Susah untuk menyapa orang lebih dulu, paling-paling hanya tersenyum sebagai ganti sapaan. Apalagi untuk membuka obrolan dengan seseorang yang baru dikenal, hmmm ntar dulu deh, rasanya belum-belum mulut sudah kelu duluan untuk sekedar membuka obrolan.


Setelah lulus sekolah, bekerja, dan menikah, dunia pertemanan saya pun belum ada kemajuan berarti. Teman sekedar kenal terbilang banyak, tapi untuk yang sifatnya dekat seperti sahabat bisa dihitung dengan jari. Sahabat saya saat ini adalah beberapa teman dari masa-masa saat sekolah kejuruan dulu. Juga beberapa sahabat dari circle pertemanan ibu-ibu dari TK tempat bungsu sekolah. 


Begitu juga saat saya mulai menekuni dunia tulis menulis. Mengenal teman-teman baru dengan hobi yang sama sungguh menyenangkan. Bergabung dalam satu grup wa untuk menjaga silaturahmi sampai kesempatan bertemu beberapa kali menjadi hal istimewa yang tersimpan rapi di ingatan. 


Satu circle pertemanan yang sangat positif, ey jadi kangen ey (dok.pri)

Awal Mula Mengenal Dunia Blogging


Salah satu teman baik di satu circle menulis, mengajak saya untuk membuat blog. Dia menyemangati saya yang waktu itu masih rutin mengirim tulisan dan cerpen-cerpen ke koran atau majalah anak. Semangat saya yang lagi down karena susahnya perjuangan menembus redaksi koran pun jadi naik lagi. 


Waktu itu bahkan saya belum sadar kalau ada profesi yang namanya Blogger. Teman yang baik itu seorang blogger Bandung, Mbak Sugi Siswiyanti namanya. Kami belum pernah bertemu tapi baiknya Masya Allah, dialah pembuka jalan untuk saya mengenal dunia blogging. 


Perlahan dan seiring waktu saya pun mulai ikut gabung di komunitas-komunitas blogger. Mulai dari komunitas Kumpulan Emak Blogger, Blogger Perempuan Network, Mom Blogger Community, ISB, BloggerCrony dan beberapa komunitas blogger lainnya. Bertemu beberapa kenalan baru, bergabung di beberapa wa grup Blogger, tapi tetap saja saya lebih sering jadi silent reader dan kemampuan saya berteman masih tetap minim seperti dulu. Hanya beberapa yang benar-benar dekat, atau yang pernah saya kulik ilmu bloggingnya. Selain itu, saya masih terus nyaman menjadi introvert yang tak punya banyak teman dan tak pernah berusaha menjadi seseorang yang harus memaksakan diri untuk menyapa orang lain saat saya tak nyaman. 


Menambah Teman Dengan Ikut Komunitas


Ikut komunitas buat seorang introvert ternyata jadi hal yang lumayan menyenangkan. Apalagi saya merasakan hampir kebanyakan blogger pribadinya easygoing, enak untuk dijadikan teman. Selain bisa menambah kenalan, di sini saya bisa menambah ilmu nge-blog dari para blogger lain yang sudah lebih pro ilmunya. Keuntungan lain yang saya rasakan saat ikut bergabung di sebuah komunitas, berupa :


  1. Menambah networking. Ini sangat penting karena dengan adanya networking, peluang-peluang lain akan terbuka sebagai jalan rejeki kita sebagai seorang blogger.

  2. Membuka peluang baru mendapatkan job dari artikel di blog. Biasanya para founder komunitas akan lebih mementingkan para anggotanya terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi jika ada job review ataupun sponsored post. Meski pada akhirnya penerima job adalah blogger-blogger yang telah diseleksi pihak client, setidaknya menjadi member komunitas terbukti lebih banyak mendapat peluang pekerjaan di dunia menulis dibandingkan blogger yang tidak join komunitas.

  3. Sarana berbagi informasi dan melakukan blogwalking. Blogwalking banyak manfaatnya, selain menambah pembaca di blog kita, bisa juga sekaligus untuk mengenalkan blog yang kita miliki. 

  4. Mendapat peluang undangan ke event-event khusus. Banyak blogger pastinya merasakan banyak keuntungan bergabung dengan komunitas blogger. Ada saja event-event khusus yang memiliki value serta tak sembarang orang bisa datang, namun beberapa blogger tetap bisa mengunjunginya karena undangan yang diberikan oleh komunitas. Hal seperti ini sangat berguna menambah wawasan, pengalaman dan ilmu blogger di bidang lainnya.


Introvert VS Extrovert


Buat saya si introvert garis keras, rasanya sangat melelahkan untuk bertemu dengan orang banyak. Sebagai orang yang punya pengalaman belasan tahun bekerja di dunia pariwisata yang memang mengharuskan saya bertemu orang banyak, rasanya sangat menguras tenaga untuk bisa berpura-pura enjoy menjalaninya. Pantas saja dulu saya merasa sangat lelah setiap pulang bekerja, apalagi kalau habis bawa tur beberapa hari, bertemu ratusan peserta tur yang harus ditemani dan dibantu perjalanannya, rasanya setelah rangkaian tur selesai dan saya bisa pulang ke rumah, rasanya saat itu juga seluruh tubuh saya terasa lunglai kehabisan tenaga. 


Menjadi blogger membuat saya lebih nyaman dalam hal interaksi kepada orang lain. Selain saya bisa bekerja dari rumah tanpa harus bertemu orang setiap hari, saya juga tidak perlu memaksakan diri untuk bersikap nyaman menyapa orang lain sambil haha hihi. Meski dulu awal-awal gabung jadi blogger, saya sering memaksakan diri mencoba mengambil job-job event yang ternyata sangat menyenangkan dan menambah pengalaman. 


Memang sih kadang saya juga ingin bisa bersikap seperti seorang extrovert yang ceria dan banyak temannya. Contohnya seperti suami saya, si extrovert garis keras. Kebalikan penuh dari saya yang tak punya banyak bestie dan lebih suka diam enggak bersuara. Bisa dibilang, suami saya ini tenaganya full banget dalam hal bersosialisasi. Setiap dia datang ke tempat baru entah untuk urusan pekerjaan atau hobi, enggak lama pasti ada saja satu dua orang yang nyantol jadi temannya. Semua bapak-bapak seumuran ya. Dan setiap hari pasti ada saja temannya yang sekedar menelepon bertanya kabar atau mengobrol hal-hal remeh, saya sering dengar karena saat menerima telepon itu, suami sedang berada di samping saya. Bahan obrolan dan celetukan becandaan suami saya ada saja yang bikin pecah suasana, membuat lawan bicaranya di seberang sana tertawa terbahak-bahak. Saya yang enggak terlibat dalam pembicaraan tersebut bahkan jadi ikut-ikutan tertawa. Kadang suka ngebatin, kok biisa ya orang ngobrol di telepon sampe seseru itu?


Selain seru saat ngobrol di telepon, suami saya juga jagonya sebagai partner ngobrol secara langsung atau tatap muka. Ada saja bahan bicaraan yang dia punya. Di jalan pun, lagi-lagi ada saja orang yang dia sapa. Pokoknya ciri-ciri seorang extrovert garis keras ada di suami saya. Dia rame dan saya sepi, klop banget deh pokoknya wkwk.


Kenapa Susah untuk Akrab dengan Orang Lain?


Saya tergolong orang yang susah untuk akrab dengan orang lain. Jika sudah menjadi teman dekat saya, itu berarti saya sudah nyaman dengan orang tersebut dan mulai bisa membuka diri sebagai sahabat. Mungkin chemistry kali ya, atau istilahnya sefrekuensi. 


Jangan tanya berapa orang blogger yang dekat dengan saya, bisa jadi selain Mbak Sugi, ada satu dua orang blogger lainnya yang ya lumayan sering berkomunikasi, tak perlu disebut namanya ya. Anggap aja sebuah privacy, eheukk. 


Tapi meskipun begitu, setidaknya saat ini saya punya beberapa teman dekat yang kebaikan dan semua perilakunya saya simpan rapat di hati ini. Mereka yang menjadi real friend (bukan fake friend) di saat saya senang maupun susah, bisa menerima saya apa adanya dan pastinya kami bisa tertawa bareng bersama. Mereka yang juga tak lupa saya sebut namanya dalam doa-doa. 


Sehat-sehat bestiku tersayang.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alami Gejala Mata Kering, Insto Dry Eyes Solusi Tepat Mengatasinya

Menjaga kesehatan mata kadang sering luput dari prioritas seseorang, termasuk diri ini salah satunya. Kebanyakan orang hanya ingat untuk menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga serta pola makan yang sehat. Padahal ada satu yang sama pentingnya untuk dijaga yaitu mata sebagai panca indera penglihatan. Kalau mata lagi terasa sakit, mata pegal atau mata kemerahan, baru deh terasa betapa pentingnya organ tubuh yang satu ini.  Sebagai seorang freelance writer yang kerjanya lebih sering menatap layar, baik itu layar ponsel ataupun laptop, kadang ada saja momen di mana tiba-tiba mata saya terasa gatal, berair, terasa pedih dan panas atau bahkan kemerahan. Biasanya gejala mata kering akan muncul kalau saya sudah terlalu lama menatap layar saat bekerja. Apalagi di saat deadline tulisan sedang banyak-banyaknya. Gejala Mata Kering Selain beberapa tanda di atas, gejala mata kering umumnya mata akan terasa seperti berpasir, nyeri, mata terasa lelah dan lebih banyak mengeluarkan kotor

Teruntuk One Of My Wishlist, Bersabarlah Sampai Waktunya Treatment NgeZAP Pertamaku di ZAP Clinic

B aru sedetik rasanya saya mengusapkan sunscreen ke wajah, saat si bungsu yang sudah rapi dengan seragamnya berlari mendekat, "Mah.. ayo, berangkat." Saya mengangguk-angguk sambil mengoleskan lipbalm berwarna pink pada bibir, lalu menggamit tangan si kecil, "Yuk, yuk, Mama udah siap."  Tidak ada polesan bedak. Apalagi blush-on merah jambu yang membuat wajah merona. Betapa sederhananya wajah saya tiap mau keluar rumah bahkan saat hendak mengantar anak tiap pagi ke sekolah. Cukup sunscreen dan lipbalm agar bibir tak kering, rasanya sebagai ibu rumah tangga, saya sudah cukup siap menghadapi dunia di luar sana. Uhuukk. Mungkin bagi sebagian orang, dua item andalan saya tadi tidaklah cukup untuk melindungi kulit wajah sehari-hari. Namun setiap orang pastinya punya hal-hal prioritas yang berbeda dalam hidupnya, bukan? Daftar Keinginan Seorang Ibu Meski begitu, saya juga punya sih daftar keinginan tentang hal-hal ataupun beberapa item yang saya inginkan di kemudian hari. S

Apa Rasanya Tidur di Tengah Laut Singapura?

Masih ingat dengan kapal pesiar ikonik di film Titanic yang dibintangi aktor Leonardo Dicaprio?  Saat menonton film itu bertahun-tahun lalu, saya ikut terpesona dengan kemewahan dan kemegahan kapal pesiar di film ini, berbobot 46.328 ton, dengan panjang 259 meter dan tinggi mencapai 53,3 meter, kapal ini seumpama istana terapung dengan segala fasilitas lengkapnya.  Setelah melihat film itu, muncul sedikit keinginan untuk ngerasain liburan di tengah laut di atas kapal pesiar mewah. Sensasinya pasti berbeda dengan gaya liburan sebelum-sebelumnya. Siapapun rasanya juga enggak akan nolak kalau ada kesempatan liburan mewah di kapal pesiar ya, kan. Tapi siapa sangka kesempatan itu datang juga tepat di tahun 2014 lalu. Bos di kantor tempat saya dulu bekerja memberi saya kesempatan untuk memimpin sebuah tur yang beragendakan menginap dan beraktivitas di sebuah kapal pesiar mewah dengan rute Singapura- Malaysia-Singapura. Bersama 3 orang rekan lainnya, pengalaman kerja rasa liburan itu berlangs