Langsung ke konten utama

Si Paling Support Systemku Saat Nge-blog

 

Ngomongin soal support system, mau bekerja kantoran ataupun memutuskan jadi blogger dan bekerja dari rumah saja, bagaimanapun saya juga butuh support system. Kalau dulu saat awal-awal jadi blogger, rumah saya lokasinya masih dekat dengan rumah orang tua. Saat ada event blogger, masih ada orang tua yang menemani anak di rumah saat saya pergi ke event sementara suami bekerja. Bersyukur pula bisa refresh sejenak dari urusan rumah tangga saat ada event blooger di luar rumah. Saat-saat itu, support system saya selain suami, ya juga orang tua saya.


Namun sekarang, saat kami sudah pindah kota dan tinggal jauh dari rumah orang tua saya. Dateng ke event blogger, enggak dulu deh. Karena kami hanya tinggal bertiga di rumah, dan suami saya harus pergi menjemput rezeki, tidak ada lagi orang tua yang bisa dimintai tolong sementara saya datang ke event. Karena itulah sudah hampir tiga tahun saya tidak pernah join event-event blogger lagi. 


Tapi kalau urusan nulis di blog, suami selalu jadi support system dan paling pengertian kalo saya lagi ada deadline menulis. Suami juga yang paling mengerti kalau saya lagi kebek di kejar deadline. Pekerjaan rumah bisa ditunda sementara asalkan artikel bisa selesai. Toh setelah itu, saya akan kembali mengurus rumah dengan senang hati, bermesraan dengan cucian, memandikan piring-piring, memasak menu-menu makanan rasa cinta dan kasih sayang, membersihkan rumah agar nyaman untuk ditempati. Hihihi, kalau abis dikejar deadline, rasanya kepala jadi plong dan saya pun siap menjalani rutinitas harian seorang ibu di rumah.


Terima kasih Ayang Beb sudah jadi support sistem terbaikku selama ini (dok.pri)

Ibu Juga Butuh Support System


Mau punya kesibukan lain atau nggak, seorang ibu juga butuh support system dalam menjalani hidup sehari-hari. Saya merasakan, 7 tahun lalu saat saya memutuskan berhenti bekerja untuk mengurus anak ke-2, rasanya lumayan suntuk dan stress kalau sehari-hari hanya mengurus pekerjaan rumah yang tiada habisnya. Dari dapur ke sumur, dari sumur ke kasur, itu-itu saja yang dikerjakan. Belum saat anak rewel ataupun sakit, pikiran saya sebagai ibu rasanya campur aduk antara sedih dan lelah, berharap anak bisa sehat dan ceria sediakala.


Tapi Alhamdulillahnya, saya bisa mengenal dunia blogging yang bisa menjadi kegiatan lain di rumah selain urusan sumur, dapur dan kasur. Seperti menemukan oase di tengah padang rumput. Badan dan pikiran saya jadi fresh lagi tanpa harus sering-sering keluar rumah. Di antara pekerjaan-pekerjaan rumah yang memang sekan tiada habisnya, saya tetap bisa enjoy menjalani peran sebagai ibu rumah tangga yang diselingi aktivitas menulis di blog. 


Menjadi blogger sangat-sangat menyenangkan. Selain bisa menyalurkan hobi membaca dan menulis saya, saya juga bisa menambah penghasilan dari job-job menulis seperti review, sponsored post ataupun content placement. Ada kebanggaan tersendiri ya saat mamak bisa menghasilkan uang meski cuma beraktivitas di rumah saja.


Support System dari Suami Tercinta


Saat saya cerita tentang aktivitas menjadi blogger, tentang seluk beluknya, serta peluangnya yang bisa membuat saya menambah penghasilan, suami langsung mensupport rencana saya untuk mulai menekuni dunia blogging. Support darinya lebih karena suami tahu kalau menulis dan membaca adalah hobi saya dari saat masih kecil, dan menulis bisa membuat saya lebih enjoy dan bahagia menjalani keseharian mengurus anak dan rumah.

“Yang penting kamu bisa bagi waktu antara urusan nulis dan urusan kepentingan anak. Kalau urusan pekerjaan rumah, bisa diatur. Yang penting kamu seneng, kamu enjoy ngejalaninnya” ucap suami saat itu. 

Bahagianya Ibu Saat Menjalani Hobi


Saat ibu bahagia, rumah dan keluarga pun juga ikut bahagia. Support system dari orang terdekat juga sangat mempengaruhi kesehatan mental saya sebagai seorang ibu. Saya tidak merasa sendirian karena ada suami yang mendukung hobi saya dan mengizinkan saya untuk tetap berkarya dan berdaya sesuai kapasitas saya sebagai ibu rumah tangga.


Beneran, kesehatan mental ibu itu sangat penting untuk dijaga. Mendengar banyak ibu-ibu di luar sana yang menderita dan menyakiti diri sendiri dan anak yang dicintainya karena tak ada support system yang mendukungnya, saya benar-benar merasa sedih dan miris mendengarnya. 


Memang betul istilah perempuan tanpa support system cenderung akan terganggu kesehatan mentalnya. Karena seperti dilansir dari artikel Halodoc, perempuan yang kerap berada di rumah, akan rentan mengidap kebosanan, kesepian, kesedihan serta rasa harga diri yang rendah. Secara perlahan, hal ini dapat menjadi lebih buruk menjelma masalah psikologis serius berupa depresi, kecemasan, baby blues atau depresi setelah melahirkan dan banyak jenis depresi lainnya.


Karena itulah sangat penting mensupport ibu agar bisa menjaga kesehatan mental seorang ibu terutama ibu rumah tangga. Seorang ibu dengan mental positif dapat mengasuh dan merawat anaknya dengan stabil dan maksimal. Pastinya diperlukan orang terdekat di sekeliling ibu untuk bisa mewujudkan hal tersebut. 


Contohnya aja nih, seperti perempuan-perempuan sukses di luar sana, yang bisa sukses sebagai ibu juga sukses berkiprah di luar rumah dengan berbagai profesi, tentunya dia memiliki support system untuk mendukung semua kegiatannya tersebut. Karena adanya support system itu pula yang berperan besar dalam mempengaruhi kesuksesannya di luar sana. 


Wahai Para Suami, Bantulah Istrimu Menjalani Hobinya


Rumah tangga itu terdiri dari dua orang, karenanya menjalani dan merawatnya juga harus dilakukan oleh kedua orang tersebut. Suami memang berperan sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk menjemput rezeki yang halal untuk keluarganya, tapi bukan berarti pihak suami tidak mau tahu dengan kerepotan istrinya di rumah yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Sebagai seorang ibu rumah tangga, peran istri di rumah juga berat dan banyak. Karena itu, ibupun butuh waktu sejenak untuk terlepas dari kesibukan sehari-hari yang tiada habisnya. Entah sekedar menjalankan hobi atau menikmati waktu me time untuk dirinya sendiri. 


Suami sebagai orang terdekat yang menjadi bagian dari support system itu hanya cukup melakukan hal-hal sederhana saja seperti meluangkan waktu beberapa jam untuk membantu menjaga dan mengurus anak, dan tidak perlu dilakukan setiap hari, hanya untuk waktu-waktu tertentu saja saat ibu berhalangan karena urusan lain atau saat ibu sedang butuh me time. 

Suami ataupun orang-orang terdekat yang menjadi support system hanya perlu melakukan hal-hal kecil untuk menjadi support system yang baik untuk ibu, di antaranya : 

  1. Dukung ibu dengan sepenuh hati

Untuk menjadi support system yang baik, suami, orang tua ataupun saudara hanya perlu mendukung ibu dengan dukungan yang tulus dan sepenuh hati. Dengan adanya dukungan tersebut, ibu akan merasa dirinya tidak sendirian dan bersemangat lagi menjalani hari-harinya. 


  1. Beri saran dan masukan untuk masalahnya

Selain memberi dukungan dengan sepenuh hati, saat ibu ada masalah ataupun kendala, coba untuk berikan saran dan masukan yang baik untuk masalahnya. Jangan pernah menghakimi ibu atas masalah yang dimilikinya karena hanya akan memperberat pikirannya.


  1. Jadilah pendengar yang baik

Selain diberi ruang sejenak untuk lepas dari kesibukan sehari-hari, ibu juga butuh untuk didengarkan cerita dan keluh kesahnya. Biasanya setelah bercerita atau mengeluarkan keluh kesah yang dirasa, ibu akan merasa lebih baik dan plong pikiran serta hatinya. Dengarkan ceritanya dengan penuh perhatian, sediakan bahu untuk menangis dan berikan kata-kata penyemangat untuk mengurangi beban mental dan rasa emosional ibu.


Kuncinya ada pada komunikasi ya, ibu-ibu. Saat saya perlu bantuan suami atau butuh untuk didengarkan keluh kesahnya, atau saat ada deadline, saya pasti akan memberitahukannya secara langsung tanpa kode atau berharap dia peka dengan sendirinya. Karena suami atau orang terdekat yang bisa menjadi support system kita bukanlah cenayang yang bisa membaca isi pikiran kita tanpa diberitahu lebih dahulu. Yuk semangat, terus jalani peran kita sebagai ibu.

Sumber :

https://www.halodoc.com/artikel/pentingnya-ibu-rumah-tangga-menjaga-kesehatan-mental









Komentar

  1. Naah setujuuuuu. Komunikasi itu penting kok sesama pasangan. Jangan malah kasih kode2 ga jelas deh, yg ada juga kitanya stress kalo suami ga nangkep maksud dr kode 😂

    Dari sebelum nikah suami tahu aku suka banget menulis. Makanya dia JD support system paling kuat Skr ini. Yg menyediakan laptop, atau beliin hp dengan kamera mumpuni asal istrinya bisa happy ngerjain hobby ngeblog. . Suamiku udh tahu, kondisi rumah akan ceria kalo istrinya ceria lebih dulu. Sebaliknya kalo aku stress jangan harap rumah bisa tenang adem ayem 🤣

    Jadi para suami, mendingan JD support system yg baik utk hobby istrinya, biar ga gampang stress dan suasana rumah juga jadi tenang 😄

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alami Gejala Mata Kering, Insto Dry Eyes Solusi Tepat Mengatasinya

Menjaga kesehatan mata kadang sering luput dari prioritas seseorang, termasuk diri ini salah satunya. Kebanyakan orang hanya ingat untuk menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga serta pola makan yang sehat. Padahal ada satu yang sama pentingnya untuk dijaga yaitu mata sebagai panca indera penglihatan. Kalau mata lagi terasa sakit, mata pegal atau mata kemerahan, baru deh terasa betapa pentingnya organ tubuh yang satu ini.  Sebagai seorang freelance writer yang kerjanya lebih sering menatap layar, baik itu layar ponsel ataupun laptop, kadang ada saja momen di mana tiba-tiba mata saya terasa gatal, berair, terasa pedih dan panas atau bahkan kemerahan. Biasanya gejala mata kering akan muncul kalau saya sudah terlalu lama menatap layar saat bekerja. Apalagi di saat deadline tulisan sedang banyak-banyaknya. Gejala Mata Kering Selain beberapa tanda di atas, gejala mata kering umumnya mata akan terasa seperti berpasir, nyeri, mata terasa lelah dan lebih banyak mengeluarkan kotor

Teruntuk One Of My Wishlist, Bersabarlah Sampai Waktunya Treatment NgeZAP Pertamaku di ZAP Clinic

B aru sedetik rasanya saya mengusapkan sunscreen ke wajah, saat si bungsu yang sudah rapi dengan seragamnya berlari mendekat, "Mah.. ayo, berangkat." Saya mengangguk-angguk sambil mengoleskan lipbalm berwarna pink pada bibir, lalu menggamit tangan si kecil, "Yuk, yuk, Mama udah siap."  Tidak ada polesan bedak. Apalagi blush-on merah jambu yang membuat wajah merona. Betapa sederhananya wajah saya tiap mau keluar rumah bahkan saat hendak mengantar anak tiap pagi ke sekolah. Cukup sunscreen dan lipbalm agar bibir tak kering, rasanya sebagai ibu rumah tangga, saya sudah cukup siap menghadapi dunia di luar sana. Uhuukk. Mungkin bagi sebagian orang, dua item andalan saya tadi tidaklah cukup untuk melindungi kulit wajah sehari-hari. Namun setiap orang pastinya punya hal-hal prioritas yang berbeda dalam hidupnya, bukan? Daftar Keinginan Seorang Ibu Meski begitu, saya juga punya sih daftar keinginan tentang hal-hal ataupun beberapa item yang saya inginkan di kemudian hari. S

Apa Rasanya Tidur di Tengah Laut Singapura?

Masih ingat dengan kapal pesiar ikonik di film Titanic yang dibintangi aktor Leonardo Dicaprio?  Saat menonton film itu bertahun-tahun lalu, saya ikut terpesona dengan kemewahan dan kemegahan kapal pesiar di film ini, berbobot 46.328 ton, dengan panjang 259 meter dan tinggi mencapai 53,3 meter, kapal ini seumpama istana terapung dengan segala fasilitas lengkapnya.  Setelah melihat film itu, muncul sedikit keinginan untuk ngerasain liburan di tengah laut di atas kapal pesiar mewah. Sensasinya pasti berbeda dengan gaya liburan sebelum-sebelumnya. Siapapun rasanya juga enggak akan nolak kalau ada kesempatan liburan mewah di kapal pesiar ya, kan. Tapi siapa sangka kesempatan itu datang juga tepat di tahun 2014 lalu. Bos di kantor tempat saya dulu bekerja memberi saya kesempatan untuk memimpin sebuah tur yang beragendakan menginap dan beraktivitas di sebuah kapal pesiar mewah dengan rute Singapura- Malaysia-Singapura. Bersama 3 orang rekan lainnya, pengalaman kerja rasa liburan itu berlangs