Langsung ke konten utama

Si Doel Anak Sekolahan, Drama Favorit Paket Lengkap Pilihanku


Menghibur diri dengan tontonan. Hayo ngaku siapa yang suka begini? Kebanyakan orang sepertinya suka ya menonton film atau pun drama series. Termasuk saya. Menonton film atau drama series favorit adalah alternatif hiburan yang saya pilih di saat saya merasa bosan ataupun penat dengan rutinitas harian.

Kalau ditanya apa film favoritmu, saya suka yang bergenre HOROR. Rasanya cukup efektif melepas ketegangan pikiran dan stres yang menumpuk. Padahal aslinya penakut. Nggak tau kenapa, kalo abis nonton film horor saya seperti senang dengan sensasi ketakutan yang didapat, adrenalin berasa naik dan ujung-ujungnya adrenalin itu akan memproduksi hormon endorfin, sebagai pencipta alami anti-depresan. Rasanya plong aja kalau abis nonton film horor, apalagi pas tau endingnya dan nggak jadi penasaran lagi.

Tapi kalau untuk film horor, bagi saya cukup untuk ditonton sekali saja. Karena sudah tahu alurnya, saya pun nggak akan mau secara sengaja nonton film horor yang sama untuk kedua kalinya. Mending nonton judul yang lain.

Drama atau Film Favorit yang Nggak Bosen Ditonton Berkali-kali

Apa ya? Kalo ngomongin soal film atau drama favorit, setiap orang punya seleranya masing-masing. Kalau drama favorit yang nggak bosen ditonton berkali-kali, saya punya satu judul kesukaan yang emang beneran nggak bosen buat ditonton berulang-ulang. 

Sinetron favorit saya, ya Si Doel Anak Sekolahan. Sinetron drama produksi tahun 90-an ini sangat mudah mengocok perut saya tiap kali menontonnya. Saya ingat waktu itu saya masih SD saat sinetron ini menjadi favorit di rumah. Karena masih anak-anak, waktu itu saya nontonnya cuma sekilas-sekilas aja. Barulah saat sinetron ini diputar ulang lagi di RCTI saat saya remaja, seketika sinetron drama ini menjadi favorit saya sampai saat ini.

foto : wikipedia


Tentang Si Doel Anak Sekolahan

Buat saya sinetron ini seperti paket lengkap, ya. Yang bikin saya jatuh cinta sama series ini, adegan serta dialog dari para pemainnya yang kocak dan terasa menyatu. Banyolan-banyolannya tektok secara alami dan tidak terasa dipaksakan. Natural banget, apalagi kalau lihat mimik Bang Mandra yang lagi ngedumel sendiri kalo pas oplet legendarisnya Babe Sabeni mogok. Lucu dan bikin saya jadi senyum-senyum sendiri kalo pas teringat lagi adegan itu.

Meski sudah puluhan tahun berlalu dari penayangan pertamanya, tetep sih sinetron ini yang tetep melekat di hati saya. 

Potret Kehidupan Keluarga Betawi

Si Doel Anak Sekolahan bercerita tentang potret kehidupan sehari-hari sebuah keluarga dengan latar budaya Betawi yang kuat di dalamnya. Bagi saya alurnya ringan dan mengalir ditambah chemistry antara pemain yang satu dengan yang lainnya kuat banget. Beberapa kali sinetron ini diputar ulang oleh RCTI, saat ada waktu luang, saya pun akan menontonnya lagi.

Pemeran-pemeran Ikonik dan Legendaris

Sebut saja salah satu pemeran utamanya yaitu H. Benyamin Sueb. Sosok Babe Sabeni ini meski terlihat keras dan tegas namun sangat sayang dengan kedua anak dan istrinya. Siapa sih yang nggak kenal sama aktor sekaligus pelawak legendaris ini. Kemampuan aktingnya jempolan, meski di sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Babe Sabeni bukanlah pemain utama satu-satunya, tetap saja sosok beliau melekat banget di sinetron ini.

Selain Babe Sabeni, masih banyak pemeran-pemeran ikonik di sinetron ini yang bikin saya sewaktu-waktu menontonnya lagi, sekedar untuk tertawa dan merefresh pikiran.
  1. Rano Karno sebagai Doel (Kasdullah). Sosok laki-laki kaku dan cool, sangat menjaga pergaulannya. Jarang ngomong dan senyum sangat melekat dan menjadi ciri khas Si Doel.
  2. Aminah Cendrakasih sebagai ibunya Doel, istrinya Babe Sabeni, kerap juga dipanggil Mak Nyak. Mak Nyak punya usaha warung kecil-kecilan di depan sudut kanan rumahnya. Sejak Babe Sabeni wafat, Mak Nyak yang menerima setoran oplet yang dioperasikan oleh Bang Mandra. 
  3. Bang Mandra, adiknya Mak Nyak yang tinggal menumpang di rumah Si Doel. Sejak Kong Ali, Babenya Mandra menikah lagi, Mandra jadi tidak kerasan di rumah karena tingkah emak tirinya dan memilih pergi menumpang di rumah Doel.
  4. Suti Karno sebagai Atun, adiknya Doel. Atun jatuh cinta dengan sosok Mas Karyo ( Basuki) yang mengontrak di kontrakan milik Babe Sabeni.  
  5. Cornelia Agatha sebagai Sarah, gadis modern blasteran Indonesia-Belanda. Sarah sebagai mahasiswi yang tengah menyelesaikan skripsinya dan tertarik mengobservasi keluarga Doel sebagai bahan penelitian untuk skripsinya. Perlahan Sarah jatuh cinta dengan Doel dan bersaing dengan Zaenab untuk mendapatkn cintanya Doel.
  6. Maudy Koesnaedi sebagai Zainab. Seorang gadis sederhana teman masa kecil yang jatuh cinta pada Doel namun terhalang restu orang tua.

Pemeran Si Doel Anak Sekolahan (foto : hipwee)


Karakter pendukung lain juga sangat melekat di sinetron ini. Ada Kong Ali (H. Tile), Munaroh (cinta nggak kesampaiannya Bang Mandra), Nunung, Pak Bendot, Roy dan masih banyak pemain pendukung lain dengan ciri khasnya masing-masing. 

Adegan-adegan Ikonik di Sinetron Si Doel Anak Sekolahan

Oplet legendaris Babe Sabeni, rumah khas betawi dengan ornamen gigi balang berhalaman luas, serta tanjidor yang juga menjadi ikon sinetron ini. Selain itu banyak terdapat adegan-adegan ikonik yang nggak pernah saya lupakan sampai sekarang yaitu : 

  1. Saat Atun terjepit trompet tanjidor khas Betawi. Seketika keluarga Babe Sabeni langsung heboh dan riweh berusaha untuk melepaskan tanjidor tersebut dari perut Atun. Mereka berakting sangat natural, kaya lagi nggak akting pokoknya.
  2. Ketika Babe Sabeni meninggal setelah pulang berlibur dari Anyer. Ini asli, saya pun ikutan sedih karena memang pada kenyataannya, H. Benyamin Sueb wafat karena sakit. Rasa berdukanya beneran nyesek sampe ke dada. 
  3. Saat Babe Sabeni bertengkar dengan Bang Mandra. Lucu sekaligus seru ngelihat dialog dan tingkah mereka.
  4. "Dasar primitif," julukan ini ditujukan untuk Bang Mandra oleh Mas Karyo. Keduanya kalo diibaratkan seperti Tom & Jerry yang tak pernah akur.
  5. Cinta segitiga antara Doel, Sarah dan juga Zaenab menjadi roman pelengkap sinetron ini.

Dengan nilai-nilai yang diusung, serta aksen budaya yang sangat melekat disertai humor yang natural , sinetron ini dianggap sebagai sinetron terbaik degan rating tertinggi di Indonesia pada masanya dan produksinya berjumlah ratusan episode bahkan dengan masa tayang mencapai 7 musim lamanya. 

Stigma buruk tentang warga Betawi yang malas dan berpendidikan rendah juga dipatahkan oleh peran si Doel yang giat menuntut ilmu dan setelah lulus kuliah jadi Tukang Insinyur, ia tetap gigih mencari pekerjaan yang berkah, sesuai dengan passion pendidikannya tanpa mau ada turut campur dari orang dalam.

Sampai Zaenab menemukan jodohnya sendiri bernama Hendri. Sedangkan Doel dan Sarah akhirnya menikah juga di sesi musim terakhirnya di musim ke-7. Bertahun-tahun sesudahnya pun, karena antusiasme penonton dan rasa kangen pada sinetron ini, Rano Karno membuat sekuel Filmnya yang dibuat sampai sesi ke-3 dengan jumlah penonton di bioskop yang membludak.

Ya, kalau sekarang sih, nonton sinetron Tukang Insinyur ini bisa menjadi jurus ninja saya untuk bernostalgia seraya tertawa meringankan pikiran.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Hujan Kembali Datang, Waspadai DBD dan Gejalanya

Musim hujan kembali datang.. brrr dingin dan mager, itu yang sering terlintas di kepala saya tiap kali teringat tentang musim hujan. Tapi faktanya mam, selain hawa dingin yang bikin mager, ternyata hujan yang turun terus menerus dan genangan air sesudahnya di sepanjang jalan, bisa menjadi surga loh untuk nyamuk berkembang biak dengan leluasa. Hal ini pula yang menyebabkan penyebaran DBD banyak terjadi saat musim hujan. Biasanya bagi kebanyakan orang, termasuk saya pun kalau sering kehujanan, kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Nah saat imun tubuh berkurang, saat itulah si virus DBD ini masuk menyerang tubuh kita. Karena sistem imun tubuh pada anak-anak belum sempurna, hal ini juga yang menyebabkan penyakit DBD lebh sering menyerang pada anak. Nyamuk Aedes Aegypti (foto:wikipedia.com) DBD itu sendiri adalah kepanjangan dari Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di tubuh kita yang disebarkan lewat gigitan nyamuk betina jenis Aedes Aegypti. Gejala DBD p...

Guantanamo Diary- Diari Terampasnya HAM Seorang Napi

Secara tidak sengaja, buku ini awalnya saya comot begitu saja saat tak sengaja melihatnya di sebuah rak buku di sebuah toko buku besar di pusat perbelanjaan tak jauh dari rumah.  Pertimbangan saya saat itu hanya menilik lewat kover buku yang berwarna cerah dan blurb yang menyentak di bagian belakang buku. Dan setelah membacanya, saya langsung terhanyut dengan kisah yang dialami sang penulis-Mohamedou Ould Slahi- yang nyatanya sampai saat ini pun dirinya tak pernah menyangka dipaksa mendekam di dalam penjara terkejam di dunia-Guantanamo. Tanpa berbuat kesalahan apapun, ia menjadi tertuduh anggota teroris oleh Amerika. Miris namun begitu banyak hikmah yang terkandung di buku ini. Saat membacanya, hati saya ikut gelisah yang akhirnya saya tuangkan ke dalam sebuah tulisan dan Alhamdulillah dimuat di  Koran Jakarta, 15 Nov 2016. Berikut ulasannya. Kesaksian dari Neraka Guantanamo Judul Buku    : Guantanamo Diary Penulis   ...

Resensi Buku Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir ; Menghindari Sikap Lalai dan Kesia-siaan Hidup

Judul       : Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir Penulis    : Riawani Elyta & Risa Mutia Penerbit  : Quanta Cetakan   : 2019 Tebal       : 234 halaman ISBN       : 978-623-00-0386-8 Disadari atau tidak, gaya hidup hedonisme merebak secepat pertumbuhan jamur di musim hujan. Pesatnya kemajuan teknologi berimbas pada jumlah pemakai sosial media yang meningkat drastis ikut berperan dalam perkembangan gaya hidup konsumtif berlebihan dan menonjolkan kepuasan duniawi semata. Jika tidak diimbangi dengan kecerdasan rohaniah, tentunya banyak manusia akan terjerumus pada kemilau dunia yang sifatnya sesaat. Karena sesungguhnya, dunia ini hanyalah setetes air. Kalau kau tak dapat, jangan sedih, karena yang tak kau dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes (hal.61). Melalui buku ini, penulis mengajak pembacanya agar tidak lalai menyikapi k...