Langsung ke konten utama

Zona Ceria Germas Kenalkan Kebiasaan Sehat Sejak Dini

Memiliki tubuh sehat merupakan dambaan setiap orang. Selain faktor genetik, kesehatan seseorang juga sangat ditentukan oleh gaya hidup masing-masing individu. Meningkatnya angka pasien penderita PTM (Penyakit Tidak Menular) sejak tahun 2015 menunjukkan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung memburuk.

SDN Rawa Barat 05 (dok.pri)

Berdasarkan fenomena di atas, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mencanangkan GERMAS untuk mengajak masyarakat pada kebiasaan baik perilaku hidup sehat. Di tahap awal, Germas yang merupakan kepanjangan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat hanya menitikberatkan pada 3 kegiatan yaitu :
  1. Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari
  2. Mengonsumsi buah dan sayur
  3. Memeriksakan kesehatan secara rutin
Senam cuci tangan oleh para dokter cilik (dok.pri)

Kemenkes bekerja sama dengan RTV turut menyebarluaskan informasi Germas ke sekolah-sekolah untuk mengenalkan gaya hidup sehat kepada anak sejak dini. Tepatnya tanggal 31 Oktober 2019 lalu, Zona Ceria RTV Germas diselenggarakan di SDN Rawa Barat 05 dengan rangkaian acara sebagai berikut :

  1. Pagelaran pentas seni yang diisi dengan penampilan Tari Tampak Siring dan modern dance dari anak-anak kelas 3. Berlanjut dengan paduan suara, senam cuci tangan oleh para dokter cilik serta pertunjukan sulap dan dongeng oleh Kak Maulana. 
  2. Lomba mewarnai yang diikuti oleh siswa-siswi kelas 1 s/d kelas 3 dengan antusias.
  3. Lomba kreasi menu pagi diikuti oleh para orangtua murid. Melalui lomba ini, orang tua diajak untuk memberikan menu sarapan sehat untuk anak setiap harinya.
  4. Seminar Anak Sehat Indonesia. 
Lomba kreasi menu pagi (dok.pri)

Fakta dan Tips Kesehatan ala Dr Tan Shot Yen


Seru dan sarat informasi.
3 kata di atas yang pertama kali saya ingat saat mendengarkan pemaparan 2 narasumber di seminar kesehatan kali ini. Dipandu oleh MC, seminar dibuka dengan sambutan dari kementrian kesehatan yang diwakili oleh dr. Rizkiyana Sukandhi Putra, M.Kes sebagai Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Sesi selanjutnya, dengan lugas dan atraktif, Dr Tan Shot Yen menjelaskan tentang program Gizi Seimbang Isi Piringku yang menggantikan proglam lama 4 Sehat 5 Sempurna. Pada program ini, isi piring terbagi menjadi 4 bagian berupa :

  • Makanan pokok dengan komposisi 2/3 dari 1/2 piring. Makan pokok bentuknya beragam. Selain beras, bisa berupa jagung, singkong, ubi, talas, sagu dan produk olahannya seperti roti, pasta, mie, dll.
  • Lauk pauk komposisinya 1/3 dari 1/2 piring. Lauk pauk bisa dari sumber protein hewani berupa daging sapi, ayam, ikan dan hasil laut lain, telur, susu dan produk olahannya atau bisa juga dari sumber protein nabati berupa tempe, tahu dan kacang-kacangan.
  • Buah-buahan sebanyak 1/3 dari 1/2 piring. Sebagai sumber vitamin, mineral, serat pangan dan juga anti oksidan, buah-buahan penting untuk dikonsumsi. Bisa berupa buah pisang, melon, semangka, pepaya, rambutan, jeruk, duku, mangga, apel, belimbing, dll.
  • Sayur-sayuran sebanyak 2/3 dari 1/2 piring. Seperti buah, sayur juga sangat penting untuk dikonsumsi. Bisa dikonsumsi mentah sebagai lalapan atau dimasak terlebih dahulu. 
Sosok Dr Tan Shot Yen yang menginspirasi (dok.pri)


Lebih lanjut, Dr Tan Shot Yen menjelaskan tentang bahaya makanan ultra proses semacam minuman boba, ayam goreng cepat saji dan lain sebagainya yang tengah marak saat ini. Makanan ini tidak baik untuk dikonsumsi karena akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti pencetus obesitas, gangguan gizi pada anak tumbuh kembang, penyebab PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti diabetes, hipertensi dan sindroma metabolik. 

Amat disayangkan dengan berbagai keburukan yang dikandungnya, makanan ultra proses ini justru amat mudah didapat, karena sifatnya yang praktis, ekonomis, dan dirancang untuk menciptakan kecanduan namun dianggap sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi dan industri. 

Selain itu, Dr Tan juga memaparkan karbohidrat terbaik untuk tumbuh kembang anak. Beberapa sifatnya berupa ;  
  1. Berpati seperti beras pecah kulit, umbi, jagung dan sagu
  2. Tak berpati ; sayur dan buah
  3. Kaya akan antioksidan
  4. Kaya mineral
  5. Kaya serat
  6. Cukup energi
  7. Bukan produk rafinasi
Selain hal di atas, Germas juga mengenalkan beberapa kebiasaan baik seperti cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, lakukan aktivitas fisik 30 menit sehari, pantau berat badan setiap bulan dan minum air 8 gelas sehari.

Mendengarkan paparan lugas dengan gaya nyentrik dari dokter ini membuat waktu seakan terbang dan tak terasa sesi seminar pun usai. Sayang saya lupa untuk berfoto dengan beliau sebagai kenang-kenangan. Meski begitu, acara Zona Ceria Germas Kemenkes bersama RTV ini benar-benar membawa kesan tersendiri di hati saya. Saya pun tertarik untuk mengetahui profil Dr.Tan lebih jauh. Faktanya amat WOW, selama ini saya kemana aja ya, baru tahu ada sosok dokter gaul seperti Dr. Tan Shot Yen yang beda dari dokter kebanyakan. Ulasan lengkapnya, akan saya tulis di post selanjutnya. 

"Jadi, mulai sekarang makan apa yang diperlukan oleh tubuh kita. Bukan makan apa yang diinginkan oleh mulut kita." pesan Dr Tan sebagai kalimat pamungkas penutup hari itu.

PS: Diet ala Germas yak, Mak

Komentar

  1. Makan yang dibutuhkan tubuh,bukan mulut. Duh, itu kadang sering ga sinkron.hehehe..

    BalasHapus
  2. Kok ukurannya per 1/2 piring ya, Mbak? Jadi agak bingung, haha..

    BalasHapus
  3. Bener banget ya kak, makan apa yang di perlukan tubuh.. tapi kita lebih seringnya makan apa yang di inginkan oleh mulut..😄

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Hujan Kembali Datang, Waspadai DBD dan Gejalanya

Musim hujan kembali datang.. brrr dingin dan mager, itu yang sering terlintas di kepala saya tiap kali teringat tentang musim hujan. Tapi faktanya mam, selain hawa dingin yang bikin mager, ternyata hujan yang turun terus menerus dan genangan air sesudahnya di sepanjang jalan, bisa menjadi surga loh untuk nyamuk berkembang biak dengan leluasa. Hal ini pula yang menyebabkan penyebaran DBD banyak terjadi saat musim hujan. Biasanya bagi kebanyakan orang, termasuk saya pun kalau sering kehujanan, kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Nah saat imun tubuh berkurang, saat itulah si virus DBD ini masuk menyerang tubuh kita. Karena sistem imun tubuh pada anak-anak belum sempurna, hal ini juga yang menyebabkan penyakit DBD lebh sering menyerang pada anak. Nyamuk Aedes Aegypti (foto:wikipedia.com) DBD itu sendiri adalah kepanjangan dari Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di tubuh kita yang disebarkan lewat gigitan nyamuk betina jenis Aedes Aegypti. Gejala DBD p...

Guantanamo Diary- Diari Terampasnya HAM Seorang Napi

Secara tidak sengaja, buku ini awalnya saya comot begitu saja saat tak sengaja melihatnya di sebuah rak buku di sebuah toko buku besar di pusat perbelanjaan tak jauh dari rumah.  Pertimbangan saya saat itu hanya menilik lewat kover buku yang berwarna cerah dan blurb yang menyentak di bagian belakang buku. Dan setelah membacanya, saya langsung terhanyut dengan kisah yang dialami sang penulis-Mohamedou Ould Slahi- yang nyatanya sampai saat ini pun dirinya tak pernah menyangka dipaksa mendekam di dalam penjara terkejam di dunia-Guantanamo. Tanpa berbuat kesalahan apapun, ia menjadi tertuduh anggota teroris oleh Amerika. Miris namun begitu banyak hikmah yang terkandung di buku ini. Saat membacanya, hati saya ikut gelisah yang akhirnya saya tuangkan ke dalam sebuah tulisan dan Alhamdulillah dimuat di  Koran Jakarta, 15 Nov 2016. Berikut ulasannya. Kesaksian dari Neraka Guantanamo Judul Buku    : Guantanamo Diary Penulis   ...

Resensi Buku Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir ; Menghindari Sikap Lalai dan Kesia-siaan Hidup

Judul       : Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir Penulis    : Riawani Elyta & Risa Mutia Penerbit  : Quanta Cetakan   : 2019 Tebal       : 234 halaman ISBN       : 978-623-00-0386-8 Disadari atau tidak, gaya hidup hedonisme merebak secepat pertumbuhan jamur di musim hujan. Pesatnya kemajuan teknologi berimbas pada jumlah pemakai sosial media yang meningkat drastis ikut berperan dalam perkembangan gaya hidup konsumtif berlebihan dan menonjolkan kepuasan duniawi semata. Jika tidak diimbangi dengan kecerdasan rohaniah, tentunya banyak manusia akan terjerumus pada kemilau dunia yang sifatnya sesaat. Karena sesungguhnya, dunia ini hanyalah setetes air. Kalau kau tak dapat, jangan sedih, karena yang tak kau dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes (hal.61). Melalui buku ini, penulis mengajak pembacanya agar tidak lalai menyikapi k...