Langsung ke konten utama

Hutanku Sayang Hutanku Malang, Cintai Hutan Sumber Kehidupan


    Terik perlahan naik, menyapa sampai ke ubun. Pagi pukul sepuluh. Kulambatkan laju motor, memarkirnya tepat di depan sebuah gazebo mungil, di bawah naungan sebatang pohon besar. Benar kata anakku, Ngawi selalu cerah merona hampir setiap waktu. Hari-hari jarang hujan di sini. 


    Kualihkan pandangan ke sekeliling sambil duduk di depan gazebo dan bersandar. Meski cuaca sangat terik, aku merasa teduh dan nyaman tanpa merasa kegerahan. Rupanya naungan pohon-pohon rindang di sekitar terbukti memberi hawa segar di sekelilingnya.

Area gazebo yang teduh dan asri dipayungi banyak pepohonan (dok.pribadi)

    Sambil menunggu jadwal istirahat ananda, ku ayun kaki menyusuri sekitar. Sejauh mata memandang, tampak lingkungan pesantren yang asri dan hijau dengan banyak pepohonan rindang yang tertata rapi. Jauh dari kata tandus. Ijo royo-royo berkat keberadaan banyaknya pohon yang mampu mengubah suasana dan memberi hawa sejuk di sekitarnya.


Pohon Dan Sejuta Manfaatnya


    Berdiri di sisi lapangan rumput dengan banyak pohon-pohon rindang menaungi, benar-benar memanjakan mata. Setelah tiga tahun pesantren ini tidak menerima kunjungan wali santri karena pandemi covid, akhirnya jadwal kunjungan kembali dibuka. Ini pertama kalinya momen aku bisa menjenguk ananda. Lahan pesantren yang sangat luas dipayungi begitu banyak pepohonan tinggi nan rindang seakan menjadi kesatuan tak terpisahkan. Memperindah suasana dan membuat siapapun menjadi betah untuk menimba ilmu di dalamnya.


Area lapangan rumput yang saat kunjungan penuh, beralih fungsi menjadi tempat berkemah wali santri yang menginap foto : pribadi

    Sambil menikmati pemandangan sekitar, aku jadi teringat pada satu perumpamaan metafora. Jika pesantren seluas ini saja bisa teduh dan asri karena pohon-pohon di sekelilingnya, begitu pula dengan negeri ini yang dilingkupi jutaan pepohonan berupa hutan-hutan hujan tropis di sekelilingnya.


    Rupanya Tuhan menciptakan Indonesia begitu sempurna. Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dengan iklim tropisnya juga disertai dengan jutaan hektar pepohonan berupa hutan hujan tropis yang tersebar di kawasan negeri. Meski beriklim tropis, cuaca panas di Indonesia tetap imbang karena keberadaan banyaknya hutan dan pepohonan yang mengelilinginya. Hutan bagaikan jantung bagi negeri ini. 


Manfaat Hutan Indonesia


    Apalah negeri ini tanpa adanya hutan? 


    Hutan dan seisinya seumpama paru-paru raksasa untuk dunia termasuk juga Indonesia. 

Hutan juga menjadi rumah aneka jenis pepohonan dan hewan serta menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Selain itu, hutan juga menjadi sumber air tanah, sumber tanaman herbal, penjaga kesuburan lahan, pencegah banjir juga tanah longsor.

Ilustrasi hutan hujan Indonesia sumber : pixabay

    Indonesia dianugerahi hutan teramat luas, urutannya mencapai ketiga terluas di dunia berupa hutan hujan tropis dengan dominasi pohon-pohon tinggi, suhu yang hangat serta curah hujan yang tinggi. Hutan hujan di Indonesia tersebar ke beberapa pulau yaitu Kalimantan, Sumatera, Sulawesi hingga Papua.


    Keanekaragaman flora dan faunanya juga tergolong tinggi dengan lebih dari 3.000 spesies flora tumbuh di dalamnya yang didominasi pepohonan berdaun lebar dan lebat serta berjenis 

flora epifit yaitu jenis tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain seperti aneka jenis anggrek, jamur, lumut, rotan dan beragam jenis vegetasi lainnya.


    Namun sayangnya, meski hutan berperan penting bagi banyak keberlangsungan makhluk hidup, keberadaannya tak lepas dari berbagai ancaman. Salah satunya berupa kebakaran hutan. Dalam hal ini, kebakaran hutan kerap terjadi secara alami yang diawali dari kilatan petir atau suhu panas. Namun kerap pula dipicu dari kelalaian manusia, contohnya berupa api unggun yang terbawa angin atau bahkan kesengajaan pihak-pihak yang ingin membuka lahan dengan cara membakar hutan.


    Saat kemarau melanda, resiko kebakaran hutan semakin meningkat. Kondisi kekeringan dan peningkatan suhu bisa menjadi pencetus terjadinya kebakaran hutan. 


Dampak Buruk Kebakaran Hutan 


    Kebakaran hutan menjadi bencana yang bisa mempengaruhi iklim, lingkungan juga makhluk hidup. Dampak buruk dari kebakaran hutan berupa hilangnya habitat hewan liar, sumber polusi udara, hilangnya sumber bahan pangan, pemanasan global, timbulnya korban jiwa hingga menyebabkan kerugian perekonomian negara.


Ilustrasi kebakaran hutan sumber : pixabay

    Belum lagi jika kebakaran sulit ditanggulangi dan berlangsung selama berbulan-bulan, kebakaran hutan dalam skala besar dapat melepaskan Berton-ton karbon dioksida ke udara yang sangat buruk untuk kesehatan makhluk hidup di sekitarnya. Ditambah waktu pemulihan yang lama mencapai 2 hingga 4 tahun setelah kebakaran terjadi untuk kondisi tanah bisa pulih kembali sebelum upaya perbaikan bisa dimulai. 


Mulai dari Aksi Kecil


    Agar hutan tetap terjaga kelestariannya, sebagai manusia kita bisa berupaya dengan melakukan gerakan menanam sejuta pohon, tidak menebang pohon secara liar, atau dengan tidak membakar hutan demi membuka lahan baru. Karena jika kebakaran hutan sudah terjadi, perlu waktu lama dan biaya besar untuk menanggulanginya. 

 

    Jika terjadi kebakaran hutan berskala kecil, penduduk setempat #BersamaBergerakBerdaya dengan petugas harus sigap melakukan penyemprotan air langsung ke area yang terbakar. Namun jika kebakaran terjadi dalam skala besar, maka melakukan penyemprotan air dari udara menggunakan helikopter harus dilakukan termasuk membuat hujan buatan. Tentunya ini semua membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.


    Karena itulah lebih baik mencegah agar kebakaran hutan tidak terjadi. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan yaitu :

  1. Membuat menara pengawas hutan yang dilengkapi teropong dan alat komunikasi.
  2. Jangan pernah membakar sampah atau membuat api unggun di hutan, terutama saat angin kencang karena berpotensi cepat menyebarkan titik-titik api penyebab kebakaran.
  3. Ingat selalu untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan di area hutan ataupun lahan hijau lainnya.

    Membiasakan sikap mencintai lingkungan juga bisa dimulai dari diri sendiri. Menanam pohon di pekarangan rumah atau mengikuti kegiatan tanam seribu pohon bisa menjadi awal langkah kita mencintai lingkungan. Tidak membuang sampah sembarangan misalnya dengan mematikan sisa puntung rokok dan tidak membuangnya ke sembarang tempat akan membantu membangun kebiasaan diri dalam menjaga lingkungan. Jadi kelak saat suatu hari kita mendapat kesempatan langsung untuk berinteraksi dengan hutan, secara otomatis kita dapat menjaga sikap dari kelalaian yang bisa merugikan lingkungan tersebut. 


    Maka dari itu, yuk kita mulai #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan! demi keberlangsungan #UntukmuBumiku yang tentunya bisa dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil di sekitar kita.


    "Denggg... Denggg..."

    Aktivitasku yang tengah asik membaca artikel hutan-hutan di Indonesia lewat ponsel harus terhenti oleh suara jaros (bel) yang terdengar dari kejauhan. Kakiku bergegas menuju pelataran, di bawah sebatang pohon besar aku menggelar tikar, menata makanan dan minuman sambil menunggu ananda keluar kelas. Tak lama putriku muncul, saat itu jam satu siang. Mentari di Ngawi sedang panas-panasnya.


    "Gerah ya, Kak?" tanyaku sambil menyodorkan nasi.

    "Adem kok, Mah. Kan di bawah pohon." 

Lagi-lagi, pohon menyelamatkan kami dari teriknya sang mentari.




Sumber :

http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/4299/pengelolaan-hutan-bersama-masyarakat-bermanfaat-nyata-bagi-kelestarian#:~:text=Selain%20manfaat%20jangka%20pendek%20berupa,tanah%20longsor%2C%20habitat%20satwa%20liar%2C


https://klikhijau.com/10-fakta-singkat-tentang-kebakaran-hutan/

https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/14/093000069/dampak-kebakaran-hutan-bagi-lingkungan-dan-manusia?page=all#:~:text=Kebakaran%20hutan%20yang%20tak%20terkendali,hewan%20dan%20tumbuhan%20kehilangan%20habitatnya.

https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-5792555/5-negara-dengan-hutan-hujan-tropis-terluas-di-dunia-indonesia-urutan-berapa/amp

https://dlh.semarangkota.go.id/upaya-menjaga-kelestarian-lingkungan-hidup-di-masyarakat/#:~:text=Menjaga%20Kelestarian%20Hutan,-Hutan%20memiliki%20peranan&text=Sebagai%20upaya%20menjaga%20kelestarian%20hutan,mengetahui%20adanya%20praktik%20illegal%20logging.

https://bpbd.limapuluhkotakab.go.id/Welcome/lihatBerita/522

https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/19/17-cara-mencegah-kebakaran-hutan-dan-lahan/

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alami Gejala Mata Kering, Insto Dry Eyes Solusi Tepat Mengatasinya

Menjaga kesehatan mata kadang sering luput dari prioritas seseorang, termasuk diri ini salah satunya. Kebanyakan orang hanya ingat untuk menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga serta pola makan yang sehat. Padahal ada satu yang sama pentingnya untuk dijaga yaitu mata sebagai panca indera penglihatan. Kalau mata lagi terasa sakit, mata pegal atau mata kemerahan, baru deh terasa betapa pentingnya organ tubuh yang satu ini.  Sebagai seorang freelance writer yang kerjanya lebih sering menatap layar, baik itu layar ponsel ataupun laptop, kadang ada saja momen di mana tiba-tiba mata saya terasa gatal, berair, terasa pedih dan panas atau bahkan kemerahan. Biasanya gejala mata kering akan muncul kalau saya sudah terlalu lama menatap layar saat bekerja. Apalagi di saat deadline tulisan sedang banyak-banyaknya. Gejala Mata Kering Selain beberapa tanda di atas, gejala mata kering umumnya mata akan terasa seperti berpasir, nyeri, mata terasa lelah dan lebih banyak mengeluarkan kotor

Teruntuk One Of My Wishlist, Bersabarlah Sampai Waktunya Treatment NgeZAP Pertamaku di ZAP Clinic

B aru sedetik rasanya saya mengusapkan sunscreen ke wajah, saat si bungsu yang sudah rapi dengan seragamnya berlari mendekat, "Mah.. ayo, berangkat." Saya mengangguk-angguk sambil mengoleskan lipbalm berwarna pink pada bibir, lalu menggamit tangan si kecil, "Yuk, yuk, Mama udah siap."  Tidak ada polesan bedak. Apalagi blush-on merah jambu yang membuat wajah merona. Betapa sederhananya wajah saya tiap mau keluar rumah bahkan saat hendak mengantar anak tiap pagi ke sekolah. Cukup sunscreen dan lipbalm agar bibir tak kering, rasanya sebagai ibu rumah tangga, saya sudah cukup siap menghadapi dunia di luar sana. Uhuukk. Mungkin bagi sebagian orang, dua item andalan saya tadi tidaklah cukup untuk melindungi kulit wajah sehari-hari. Namun setiap orang pastinya punya hal-hal prioritas yang berbeda dalam hidupnya, bukan? Daftar Keinginan Seorang Ibu Meski begitu, saya juga punya sih daftar keinginan tentang hal-hal ataupun beberapa item yang saya inginkan di kemudian hari. S

Apa Rasanya Tidur di Tengah Laut Singapura?

Masih ingat dengan kapal pesiar ikonik di film Titanic yang dibintangi aktor Leonardo Dicaprio?  Saat menonton film itu bertahun-tahun lalu, saya ikut terpesona dengan kemewahan dan kemegahan kapal pesiar di film ini, berbobot 46.328 ton, dengan panjang 259 meter dan tinggi mencapai 53,3 meter, kapal ini seumpama istana terapung dengan segala fasilitas lengkapnya.  Setelah melihat film itu, muncul sedikit keinginan untuk ngerasain liburan di tengah laut di atas kapal pesiar mewah. Sensasinya pasti berbeda dengan gaya liburan sebelum-sebelumnya. Siapapun rasanya juga enggak akan nolak kalau ada kesempatan liburan mewah di kapal pesiar ya, kan. Tapi siapa sangka kesempatan itu datang juga tepat di tahun 2014 lalu. Bos di kantor tempat saya dulu bekerja memberi saya kesempatan untuk memimpin sebuah tur yang beragendakan menginap dan beraktivitas di sebuah kapal pesiar mewah dengan rute Singapura- Malaysia-Singapura. Bersama 3 orang rekan lainnya, pengalaman kerja rasa liburan itu berlangs