Langsung ke konten utama

Dukung Hari Aktifmu Dengan Asik Tanpa Toxic Bersama Natsbee Honey Lemon


Konon bagi seorang ibu rumah tangga, waktu 24 jam seakan tak pernah cukup untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang seperti tak ada habisnya. Ketika barisan piring kotor menunggu dicuci, tumpukan pakaian bersih tak kunjung disetrika, belum lagi urusan masak memasak memakan cukup banyak waktu, ditambah kondisi rumah berantakan dan anak-anak yang butuh perhatian, membuat ibu seakan berlari dari tugas rumah yang satu ke tugas rumah lainnya.

Deretan hal di atas menjadi job desk tidak tertulis seorang ibu rumah tangga yang sering dianggap remeh beberapa pihak karena bentuk pekerjaannya yang seakan tak terlihat. Namun karena fitrah seorang ibu pula, maka banyak perempuan tak keberatan memilih tinggal di rumah, mendidik anak serta mengurus keluarga.

Nah, sebagai ibu yang dulunya pekerja kantoran, saya tidak menutup mata akan hal ini. Saya yang tadinya berprofesi sebagai karyawan belasan tahun, sekitar dua tahun lalu memutuskan berhenti kerja dengan alasan tersendiri, saya ingin hamil anak kedua dan mengurus sendiri anak-anak saya. Usia si sulung yang genap sepuluh, membuat saya juga ingin sering berada di rumah agar bisa menemani dan mengontrol kesehariannya yang beranjak remaja.

Pada awalnya bukan tanpa rintangan saat saya memutuskan hal ini. Keraguan seperti bisakah saya betah di rumah tanpa setiap hari bepergian seperti sebelumnya terkadang muncul. Belum lagi ditambah pernyataan teman sekantor semacam "Ahh... kamu enggak akan betah jadi IRT. Paling-paling hanya kuat setahun, lalu kerja lagi."
Namun untungnya, kalimat-kalimat di atas tidak berhasil menyurutkan niat saya.

Bersama kedua buah hati (foto:dok.pribadi)


Dan waktu dua tahun sebagai ibu rumah tangga nyatanya pun terlewat begitu cepat. Kegiatan memasak, mencuci, beberes rumah dan rentetan tugas lainnya lumayan menyita waktu saya seharian. Belum lagi kegiatan mengantar anak ke sekolah dan berbelanja di pasar. Bermacet ria, terkena asap dan polusi menjadi gaya hidup tidak sehat yang jadi santapan sehari-hari.



Agar tak menjadi beban, berikut beberapa hal penyeimbang agar hari-hari saya yang penuh kesibukan mengurus rumah, jadi lebih ringan.

1. Mendengarkan alarm tubuh.
    Saat tubuh kelelahan, saya tak akan memaksakan diri membuat segalanya "in control." Biarkan saja rumah sedikit berantakan, asalkan saya bisa beristirahat sejenak dan merasa lebih segar sesudahnya. Hal ini jauh lebih baik dibanding memaksakan diri lalu jatuh sakit. Kalau sudah sakit, jauh lebih repot kan, Mam?


2. Hobi jangan dilupakan
    Poin ini amatlah penting karena dengan hobi, pikiran saya yang suntuk karena selalu berurusan dengan sumur, dapur dan kasur bisa langsung plong seketika. Kebetulan hobi saya membaca buku dan menulis. Lewat menulis, isi kepala saya yang penuh bisa tersalurkan. Pun dengan membaca dapat menyegarkan otak saya yang penat seharian di rumah.


3. Keluar rumah dan nikmati alam sekitar
    Sesekali saya pun perlu sejenak keluar dari rumah dan melihat sekeliling. Tak perlu jauh dan memakan biaya, mengajak anak bermain ke taman dekat rumah salah satunya. Menyapa tetangga yang berpapasan di jalan dan meresapi kulit kita terkena sinar matahari bisa jadi hal kecil yang ampuh untuk mengusir stress dan kebosanan.

Bermain di taman dekat rumah (foto:dok.pribadi)



4. Makanan dan minuman sehat penyegar badan.
    Untuk hal makanan, saya belum bisa maksimal, masih suka mupeng sana-sini. Tapi untuk minuman, favorit saya jatuh pada segelas air lemon ditambah madu. Awalnya sih, enggak sengaja kenal dengan minuman satu ini. Saat hamil anak kedua, saya terkena batuk yang cukup mengganggu dan tentunya tak mau minum sembarang obat.

Lewat referensi di internet, saya mengetahui bahwa segelas lemon dan madu dapat menjadi obat alami untuk meredakan batuk. Tak disangka, minuman ini sukses membuat batuk dan tenggorokan gatal saya reda. Jadi ketagihan deh, sampai sekarang. Apalagi setelah tahu, begitu banyak kandungan baik pada kombinasi keduanya. Vitamin C dalam lemon cukup tinggi, paduan keduanya pun bisa menjadi antioksidan dan detox alami untuk membuang racun-racun dalam tubuh.

Foto:dok.pribadi


Tambah senang lagi karena sekarang sudah ada Natsbee Honey Lemon. Lebih praktis karena saya tak perlu repot lagi jika ingin menikmati minuman favorit karena minuman produksi Pokka ini dibuat tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan. Sejak lebih dari 60 tahun lalu, Pokka sebagai perusahaan makanan dan minuman dari Jepang berkomitmen membuat produk berkualitas tinggi dengan standar internasional juga sudah dikenal dilebih dari 50 negara dengan produknya yang berbahan alami, tanpa pengawet dan pewarna buatan.

Rasanya segarr dan sealami saat saya membuat minuman madu lemon sendiri. Sehabis minum ini, mood saya jadi baik lagi dan siap deh ngelanjutin aktifitas seharian secara #AsikTanpaToxic. Kegiatan bersihkan hari aktifmu pun tak terasa merepotkan lagi.

Foto:dok.pribadi





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Hujan Kembali Datang, Waspadai DBD dan Gejalanya

Musim hujan kembali datang.. brrr dingin dan mager, itu yang sering terlintas di kepala saya tiap kali teringat tentang musim hujan. Tapi faktanya mam, selain hawa dingin yang bikin mager, ternyata hujan yang turun terus menerus dan genangan air sesudahnya di sepanjang jalan, bisa menjadi surga loh untuk nyamuk berkembang biak dengan leluasa. Hal ini pula yang menyebabkan penyebaran DBD banyak terjadi saat musim hujan. Biasanya bagi kebanyakan orang, termasuk saya pun kalau sering kehujanan, kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Nah saat imun tubuh berkurang, saat itulah si virus DBD ini masuk menyerang tubuh kita. Karena sistem imun tubuh pada anak-anak belum sempurna, hal ini juga yang menyebabkan penyakit DBD lebh sering menyerang pada anak. Nyamuk Aedes Aegypti (foto:wikipedia.com) DBD itu sendiri adalah kepanjangan dari Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di tubuh kita yang disebarkan lewat gigitan nyamuk betina jenis Aedes Aegypti. Gejala DBD p...

Guantanamo Diary- Diari Terampasnya HAM Seorang Napi

Secara tidak sengaja, buku ini awalnya saya comot begitu saja saat tak sengaja melihatnya di sebuah rak buku di sebuah toko buku besar di pusat perbelanjaan tak jauh dari rumah.  Pertimbangan saya saat itu hanya menilik lewat kover buku yang berwarna cerah dan blurb yang menyentak di bagian belakang buku. Dan setelah membacanya, saya langsung terhanyut dengan kisah yang dialami sang penulis-Mohamedou Ould Slahi- yang nyatanya sampai saat ini pun dirinya tak pernah menyangka dipaksa mendekam di dalam penjara terkejam di dunia-Guantanamo. Tanpa berbuat kesalahan apapun, ia menjadi tertuduh anggota teroris oleh Amerika. Miris namun begitu banyak hikmah yang terkandung di buku ini. Saat membacanya, hati saya ikut gelisah yang akhirnya saya tuangkan ke dalam sebuah tulisan dan Alhamdulillah dimuat di  Koran Jakarta, 15 Nov 2016. Berikut ulasannya. Kesaksian dari Neraka Guantanamo Judul Buku    : Guantanamo Diary Penulis   ...

Resensi Buku Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir ; Menghindari Sikap Lalai dan Kesia-siaan Hidup

Judul       : Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir Penulis    : Riawani Elyta & Risa Mutia Penerbit  : Quanta Cetakan   : 2019 Tebal       : 234 halaman ISBN       : 978-623-00-0386-8 Disadari atau tidak, gaya hidup hedonisme merebak secepat pertumbuhan jamur di musim hujan. Pesatnya kemajuan teknologi berimbas pada jumlah pemakai sosial media yang meningkat drastis ikut berperan dalam perkembangan gaya hidup konsumtif berlebihan dan menonjolkan kepuasan duniawi semata. Jika tidak diimbangi dengan kecerdasan rohaniah, tentunya banyak manusia akan terjerumus pada kemilau dunia yang sifatnya sesaat. Karena sesungguhnya, dunia ini hanyalah setetes air. Kalau kau tak dapat, jangan sedih, karena yang tak kau dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes (hal.61). Melalui buku ini, penulis mengajak pembacanya agar tidak lalai menyikapi k...