Langsung ke konten utama

Tentang Tebet Eco Park ; Jogging, Piknik, Refreshing dan Segala Macamnya

 


Hari minggu pagi paling enak dipakai untuk berolahraga. Awal tahun ini, tepatnya di tanggal 1 Januari 2025, saya memutuskan untuk memulainya dengan berolahraga pagi. Maksudnya sih supaya tahun ini bisa lebih rajin olahraga, makanya pagi-pagi di tahun baru, saya sudah bersiap untuk jogging. Tujuannya ke taman yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, Tebet Eco Park.

Yap, taman ini diresmikan sejak April 2022 lalu, oleh Bapak Anies Baswedan, Gubernur kebanggaan warga Jakarta termasuk saya dan keluarga hehehe. Jam 7 pagi, saya sudah sampai di sana. Niat banget kan, ya, jam segitu udah sampai di lokasi. Jarak dari rumah yah lumayan dekat, sekitar 20 menit saja dengan naik motor. Waktu sampai di parkiran, hati mulai terpana dengan penampakan taman yang begitu luas. Dari ujung ke ujung istilahnya. 

Tentang Tebet Eco Park

Dari parkiran, saya berjalan memasuki gerbang pintu masuk dan mulai menapaki jalan beraspal yang menuju ke suatu kawasan dengan deretan pohon-pohon tinggi menjulang yang tumbuh rapi dengan beberapa bangku dan meja taman tersebar di bagian bawah pepohonan tersebut. Belakangan saya baru tau nama pohon-pohon itu adalah pohon Leda jenis Eucalyptus Deglupta Blume, masih saudaraan sama pohon Kayu Putih. 



Pohon Leda (dok.pribadi)

Rasanya adem dan sejuk sekali saat kita berada di bawahnya.

Tak jauh dari bangku-bangku itu juga terdapat beberapa ayunan yang berderet rapi. Pas banget deh, saat anak-anak enjoy bermain ayunan, orang tua bisa duduk-duduk sambil mengamati mereka bermain. Di titik ini, rasanya saya mau duduk-duduk aja tapi saya memilih untuk lanjut menapaki taman yang ternyata luasnya mencapai 7,3 hektare. 

Di taman seluas ini rupanya terdapat beberapa zona, totalnya ada 8 zona, di antaranya : 

1. Infinity Link Bridge

    Waktu pertama ngeliat jembatan ini, kesannya eye catching banget. Warnanya yang cerah ceria serasa bikin seger mata. Tampilan fisik jembatan perpaduan kombinasi dari warna oranye, merah dan kuning, terinspirasi dari tone warna pohon Leda (Eucalyptus deglupta Blume). Jembatan ini membentang panjang membentuk huruf S raksasa yang menghubungkan taman utara dan selatan yang sebelumnya terpisah oleh Jalan Tebet Timur. Dengan tinggi enam meter, jembatan ini terlihat sangat cantik dan segaaar juga sejuk karena dikelilingi oleh banyak pohon tinggi menjulang di sekitarnya.

Infinity Link Bridge yang unik dan cantik (dok.pribadi)

2. Community Garden

    Community garden ini berupa zona yang dibuat untuk mengakomodir kegiatan masyarakat seperti komunitas berkebun untuk meningkatkan pengetahuan tentang daya guna lahan juga sebagai wadah aktivitas bercocok tanam serta edukasi berkebun untuk anak-anak sekolah dan umum. 


3. Children Playground

    Konsep taman bermain untuk anak ini sungguh sangat menarik. Adanya perbedaan kontur tanah mampu diaplikasikan secara apik, membuat taman ini terbagi menjadi level atas dan level bawah serta beberapa zona permainan di dalam area playground. Beberapa perosotan, zona bermain pasir, zona panjat tebing mini, jungkat-jungkit dan beberapa ragam jenis permainan lainnya.


Children dengan beragam zona. Sayangnya nggak sempat kefoto semua zona yang ada (dok.pribadi)

4. Community lawn

    Zona ini berupa area rerumputan hijau terbuka yang cukup luas dan sejuk oleh pepohonan bunga kupu-kupu yang tumbuh mengelilinginya. Sesuai namanya ya, zona yang didesain dengan beberapa gundukan tanah berumput di beberapa bagiannya, memang disediakan untuk komunitas-komunitas berkumpul dan melakukan kegiatan publik. Waku saya kesana, terlihat juga ada suatu komunias yang sedang beraktivitas di zona ini. Mereka memakai seragam kaos yang sama, menggelar tikar, berkumpul bersama. Seru deh pokoknya.


5. Forest Buffer

    Rasanya seperti sedang berjalan di tengah hutan tapi di atas jalanan beraspal, saking rimbunnya pepohonan yang menaungi area tersebut. Dari setiap pohon terdapat kotak-kotak penanda nama pohon serta fakta-fakta menarik tentangnya yang membuat saya dan pengunjung lain mengetahui jenis-jenis pohon di sana. Berjalan kaki di zona ini, membuat pikiran jadi santai dan tenang, adem pol pol pol. 


6. Plaza

    Terlihat seperi tunjungan untuk pengunjung duduk-duduk santai, fasilitas publik ini letaknya ada di bagian utara taman, dekat dengan penjual tanaman yang berbaris di sepanjang trotoar taman bagian utara. 


7. Thematic Garden

    Kebun ini posisinya ada di bawah Infinity Link Bridge, menyambut pengunjung yang baru turun/akan naik ke jembatan berwarna cerah tersebut. Bagus untuk dijadikan spot foto bareng keluarga ataupun teman.


8. Wetland Boardwalk

    Nah, zona yang ini berupa rawa atau lahan basah yang infonya sih sangat berguna sebagai aset ekologis untuk mengendalikan banjir dan meningkatkan kualitas air tanah dengan penanaman aneka tumbuhan yang membantu proses pemurnian air di area tersebut. Keren ya, konsepnya. 

Zona rawa ini dilengkapi jembatan kayu estetik untuk para pengunjung berjalan di bagian tengahnya (dok.pribadi)

Sungguh bagi saya, konsep keseluruhan taman ini sangatlah keren, menyenangkan dan sangta cocok untuk melakukan berbagai kegiatan. Selain jogging tentunya, berjalan santai sambil menghirup udara segar membuat pikiran menjadi fresh saking banyaknya pohon yang ada di sana. Paket lengkap, karena selain berolahraga, saya lihat banyak sekali keluarga-keluarga yang piknik di sana, menggelar tikar, membawa bekal makanan dan minuman, lalu makan sambil bercengkrama bersama. Bahkan ada juga yang lagi arisan, reuni dan beberapa komunitas yang sedang melakukan kegiatan. Bisa jadi selain karena keindahan dan kerapihan taman ini, membuat banyak pengunjung datang ke sini. Ditambah lagi ke sini itu GRATIS doong, nggak pakai bayar tiket masuk lagi. 

Diresmikan oleh Pak Anies Baswedan pada April 2022 (dok.pribadi)


Bagi saya, dari kedelapan bagian di Tebet Eco Park ini, semuanya terlihat indah dan menyenangkan. Tapi dari kesemua bagian, saya paling suka duduk berlama-lama di bagian taman depan yang letaknya tak jauh dari parkiran motor. Taman dengan deretan ayunan dan dinaungi banyak pohon-pohon Leda jenis Eucalyptus Deglupta Blume. 

Fyi, untuk pohon Leda ini, meski masih satu rumpun dengan pohon Kayu Putih tapi untuk yang jenis ini tidak menghasilkan minyak kayu putih, ya. Sambil duduk santai di salah satu bangku taman yang ada di sana, saya bisa memakan bekal atau memesan beragam makanan yang dijajakan banyak pedagang tepat dari balik pagar besi yang mengelilingi keseluruhan taman. Udaranya segar, berasa kayak lagi di pegunungan aja hawanya, nyess ademm. 

Dengan keseluruhan konsepnya yang keren poll, layak banget sih kalo taman cantik ini dapat penghargaan dari President's Design Award Singapore sebagai Design of The Year 2023 dan Seoul Design Award 2024.

Dan rasanya saya akan sering-sering mampir ke taman ini lagi dan lagi.

See you tomorrow, Tebet Eco Park. Jangan bosan ya kalau saya sering mampir hehe.

 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alami Gejala Mata Kering, Insto Dry Eyes Solusi Tepat Mengatasinya

Menjaga kesehatan mata kadang sering luput dari prioritas seseorang, termasuk diri ini salah satunya. Kebanyakan orang hanya ingat untuk menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga serta pola makan yang sehat. Padahal ada satu yang sama pentingnya untuk dijaga yaitu mata sebagai panca indera penglihatan. Kalau mata lagi terasa sakit, mata pegal atau mata kemerahan, baru deh terasa betapa pentingnya organ tubuh yang satu ini.  Sebagai seorang freelance writer yang kerjanya lebih sering menatap layar, baik itu layar ponsel ataupun laptop, kadang ada saja momen di mana tiba-tiba mata saya terasa gatal, berair, terasa pedih dan panas atau bahkan kemerahan. Biasanya gejala mata kering akan muncul kalau saya sudah terlalu lama menatap layar saat bekerja. Apalagi di saat deadline tulisan sedang banyak-banyaknya. Gejala Mata Kering Selain beberapa tanda di atas, gejala mata kering umumnya mata akan terasa seperti berpasir, nyeri, mata terasa lelah dan lebih banyak mengeluarkan k...

Musim Hujan Kembali Datang, Waspadai DBD dan Gejalanya

Musim hujan kembali datang.. brrr dingin dan mager, itu yang sering terlintas di kepala saya tiap kali teringat tentang musim hujan. Tapi faktanya mam, selain hawa dingin yang bikin mager, ternyata hujan yang turun terus menerus dan genangan air sesudahnya di sepanjang jalan, bisa menjadi surga loh untuk nyamuk berkembang biak dengan leluasa. Hal ini pula yang menyebabkan penyebaran DBD banyak terjadi saat musim hujan. Biasanya bagi kebanyakan orang, termasuk saya pun kalau sering kehujanan, kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Nah saat imun tubuh berkurang, saat itulah si virus DBD ini masuk menyerang tubuh kita. Karena sistem imun tubuh pada anak-anak belum sempurna, hal ini juga yang menyebabkan penyakit DBD lebh sering menyerang pada anak. Nyamuk Aedes Aegypti (foto:wikipedia.com) DBD itu sendiri adalah kepanjangan dari Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di tubuh kita yang disebarkan lewat gigitan nyamuk betina jenis Aedes Aegypti. Gejala DBD p...

Guantanamo Diary- Diari Terampasnya HAM Seorang Napi

Secara tidak sengaja, buku ini awalnya saya comot begitu saja saat tak sengaja melihatnya di sebuah rak buku di sebuah toko buku besar di pusat perbelanjaan tak jauh dari rumah.  Pertimbangan saya saat itu hanya menilik lewat kover buku yang berwarna cerah dan blurb yang menyentak di bagian belakang buku. Dan setelah membacanya, saya langsung terhanyut dengan kisah yang dialami sang penulis-Mohamedou Ould Slahi- yang nyatanya sampai saat ini pun dirinya tak pernah menyangka dipaksa mendekam di dalam penjara terkejam di dunia-Guantanamo. Tanpa berbuat kesalahan apapun, ia menjadi tertuduh anggota teroris oleh Amerika. Miris namun begitu banyak hikmah yang terkandung di buku ini. Saat membacanya, hati saya ikut gelisah yang akhirnya saya tuangkan ke dalam sebuah tulisan dan Alhamdulillah dimuat di  Koran Jakarta, 15 Nov 2016. Berikut ulasannya. Kesaksian dari Neraka Guantanamo Judul Buku    : Guantanamo Diary Penulis   ...