Langsung ke konten utama

Taati Prokes ; Just Do Your Best and Let God Do The Rest



Taat melakukan prokes atau yang dikenal sebagai protokol kesehatan sudah menjadi santapan saya sekeluarga setiap hari serta hampir semua orang tentunya. Melalaikannya pada kondisi saat ini, bukan hal yang bijak terutama demi hidup sehat dan terhindar dari virus Covid-19 yang kian merebak.

Bagi saya, menjalani prokes sebagai salah satu ikhtiar untuk tetap sehat dan mampu menjalani hari-hari selama pandemi. Ketika kita sudah berikhtiar semampu kita, biarkan Allah yang akan menentukan hasilnya. Sehat atau tidak sehat, positif atau negatif, yang terpenting kita sudah berusaha semampu kita untuk menjalankan prokes di manapun dan kapanpun. 

"Just Do Your Best and Let God Do The Rest"

Tanpa bosan, sebagai ibu, saya juga selalu bawel mengingatkan suami dan anak-anak untuk jangan lelah dan tetap patuh menjalankan prokes demi kesehatan semua. Setiap orang tentunya memiliki bentuk prokes yang berbeda-beda. Dan berikut beberapa bentuk prokes yang sering saya terapkan di keluarga kami :

1. Mencuci tangan sesering mungkin

    Baik setelah keluar rumah ataupun setelah melakukan kegiatan apapun bahkan itu di dalam rumah, saya tak pernah lupa mengingatkan diri untuk selalu mencuci tangan. Suami dan anak-anak juga sudah terbiasa dengan kebiasaan baik satu ini. 

2. Mengganti baju dan mandi setelah bepergian

    Meskipun hanya pergi keluar rumah untuk waktu yang sebentar, mengganti baju jadi wajib untuk dilakukan sejak adanya pandemi. Tidak ada lagi baju-baju tergantung di belakang pintu. Semua baju yang sudah dipakai, langsung bermuara pada tempatnya di keranjang baju kotor.

3. Selalu memakai masker saat hendak keluar rumah

    Sejak pandemi, rasanya saya dan keluarga akan batal pergi jika tak menggunakan masker. Masker menjadi sangat wajib dikenakan saat ada urusan ke luar rumah. Jangan tergoda melihat masih ada saja orang di luar sana yang bepergian tanpa masker di wajahnya. Toh, suatu saat nanti, ada saatnya kita bisa bepergian tanpa masker.

4. Ada Paket.. ada paket

    Untuk urusan menerima paket, jika paket itu untuk saya, biasanya saya akan menyempatkan waktu untuk langsung membukanya di teras (tidak terlihat orang lain ataupun tetangga) dan langsung membuang bungkus paketnya di tempat sampah depan rumah. Ini rasanya lebih aman dibanding saya harus repot-repot menyemprotnya terlebih dulu. Kecuali, jika itu untuk suami dan anak-anak, biasanya bungkusan "paket" akan saya cuci dulu di bawah air mengalir di teras rumah.

5. Menjaga jarak 

    Misalnya seperti waktu itu, apotek dekat rumah yang kami tuju ternyata keadaannya sangat ramai. Dari luar, terlihat banyak orang mengantre dan berdesakan di dalam apotek. Saat itu, saya dan suami pun memilih untuk membeli vitamin di apotek lain yang lebih jauh, dibanding harus mengambil resiko berdesakan dengan orang lain.

6. Menghindari kumpul-kumpul bersama

    Perasaan sedih pasti ada karena tidak bisa leluasa lagi bertemu teman dan keluarga. Terasa was-was karena saat kita bertemu orang lain, kita tidak tahu siapa saja orang yang kondisinya positif atau negatif dari Covid-19. Jadi untuk saat ini, lebih baik menghindari pertemuan. Jika pun harus bertemu, tetap memakai masker dan menjaga jarak satu sama lain serta selesaikan urusan secepat mungkin.

7. Membawa hand sanitizer saat berada di luar rumah

    Tak kalah pentingnya dengan masker, benda satu ini jadi satu hal yang tak boleh dilupakan saat kita pergi ke luar rumah. Dengan benda ini, saat di luar rumah dan tidak bisa menemukan keran dan sabun untuk mencuci tangan, kita bisa langsung menggunakannya dan memastikan telapak tangan bersih dari kuman dan virus berbahaya. 

Jadi, jangan malas dan bosan untuk tetap taat prokes, ya, kawan. Karena sejatinya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Salam sehat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Hujan Kembali Datang, Waspadai DBD dan Gejalanya

Musim hujan kembali datang.. brrr dingin dan mager, itu yang sering terlintas di kepala saya tiap kali teringat tentang musim hujan. Tapi faktanya mam, selain hawa dingin yang bikin mager, ternyata hujan yang turun terus menerus dan genangan air sesudahnya di sepanjang jalan, bisa menjadi surga loh untuk nyamuk berkembang biak dengan leluasa. Hal ini pula yang menyebabkan penyebaran DBD banyak terjadi saat musim hujan. Biasanya bagi kebanyakan orang, termasuk saya pun kalau sering kehujanan, kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Nah saat imun tubuh berkurang, saat itulah si virus DBD ini masuk menyerang tubuh kita. Karena sistem imun tubuh pada anak-anak belum sempurna, hal ini juga yang menyebabkan penyakit DBD lebh sering menyerang pada anak. Nyamuk Aedes Aegypti (foto:wikipedia.com) DBD itu sendiri adalah kepanjangan dari Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di tubuh kita yang disebarkan lewat gigitan nyamuk betina jenis Aedes Aegypti. Gejala DBD p...

Guantanamo Diary- Diari Terampasnya HAM Seorang Napi

Secara tidak sengaja, buku ini awalnya saya comot begitu saja saat tak sengaja melihatnya di sebuah rak buku di sebuah toko buku besar di pusat perbelanjaan tak jauh dari rumah.  Pertimbangan saya saat itu hanya menilik lewat kover buku yang berwarna cerah dan blurb yang menyentak di bagian belakang buku. Dan setelah membacanya, saya langsung terhanyut dengan kisah yang dialami sang penulis-Mohamedou Ould Slahi- yang nyatanya sampai saat ini pun dirinya tak pernah menyangka dipaksa mendekam di dalam penjara terkejam di dunia-Guantanamo. Tanpa berbuat kesalahan apapun, ia menjadi tertuduh anggota teroris oleh Amerika. Miris namun begitu banyak hikmah yang terkandung di buku ini. Saat membacanya, hati saya ikut gelisah yang akhirnya saya tuangkan ke dalam sebuah tulisan dan Alhamdulillah dimuat di  Koran Jakarta, 15 Nov 2016. Berikut ulasannya. Kesaksian dari Neraka Guantanamo Judul Buku    : Guantanamo Diary Penulis   ...

Resensi Buku Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir ; Menghindari Sikap Lalai dan Kesia-siaan Hidup

Judul       : Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir Penulis    : Riawani Elyta & Risa Mutia Penerbit  : Quanta Cetakan   : 2019 Tebal       : 234 halaman ISBN       : 978-623-00-0386-8 Disadari atau tidak, gaya hidup hedonisme merebak secepat pertumbuhan jamur di musim hujan. Pesatnya kemajuan teknologi berimbas pada jumlah pemakai sosial media yang meningkat drastis ikut berperan dalam perkembangan gaya hidup konsumtif berlebihan dan menonjolkan kepuasan duniawi semata. Jika tidak diimbangi dengan kecerdasan rohaniah, tentunya banyak manusia akan terjerumus pada kemilau dunia yang sifatnya sesaat. Karena sesungguhnya, dunia ini hanyalah setetes air. Kalau kau tak dapat, jangan sedih, karena yang tak kau dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes (hal.61). Melalui buku ini, penulis mengajak pembacanya agar tidak lalai menyikapi k...