Langsung ke konten utama

Self Love ; Pentingnya Mencintai Diri Sendiri

 "To love yourself right now, just as you are, is to give yourself heaven. Don't wait until you die. If you wait, you die now. If you love, you live now." - Alan Cohen

Pernahkah kita mengalami perasaan dirundung sedih, meratapi dan membenci diri yang penuh kekurangan atau bahkan merasa tidak berharga? Kalau boleh jujur, beberapa kali saya pun pernah merasakannya. Baju-baju yang mulai sempit, berat badan yang melonjak naik membuat saya merasa stress diam-diam atau lebih tepatnya seperti tidak mensyukuri hal berharga lainnya yang saya miliki di hidup ini. 

Beberapa cara pernah saya lakukan untuk bisa kembali langsing. Prosesnya pun bertahun-tahun, ada fase up and down, serta sangat melelahkan raga dan pikiran. Mulai dari mengurangi porsi makan, olahraga hampir setiap hari, mencoba macam-macam diet, alhasil BB saya sempat turun tapi nyatanya saya tidak bahagia karena nggak boleh makan ini, nggak bisa makan itu. Saat saya bosan dan kembali makan menu-menu yang saya sukai, berat tubuh dengan cepat akan kembali lagi ke asalnya. Alhasil jadi dilema karena kepikiran. Dikit-dikit pengennya marah, si bungsu rewel saya ikutan BT. Uhh.. untungnya masa-masa itu sudah saya lalui sekarang. Dan semua bermula saat saya mengikuti naluri untuk mulai menerima dan mencoba "Mencintai Diri Sendiri."


Mengenai konsep "SELF LOVE" itu sendiri, baru saya ketahui baru-baru ini saat gaungnya mulai terdengar di mana-mana. Self love bisa dikatakan sebagai suatu sikap menghargai diri sendiri, menerima kekurangan diri apa adanya yang akan berujung pada tindakan diri yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis dan spritual orang tersebut. 

Memang mencintai diri sendiri bukanlah satu hal yang mudah. Karena biasanya, ketika kita melakukan sesuatu dan hasilnya jauh dari yang diharapkan, kita akan cenderung cemas dan bersikap keras terhadap diri sendiri alih-alih menghargainya. Padahal bersikap terlalu keras pada diri sendiri secara terus menerus, merupakan hal yang "enggak banget" loh untuk kesehatan mental. Hidup pun jadi enggak bahagia, bawaannya jadi enggak asik dan ngeluh mulu, aduhh.. jauh-jauh deh.

Stop Mengkritik Diri 

Menerima kritik terlalu sering dari orang lain saja bisa terasa melelahkan apalagi kalau yang melakukan kritik terus-menerus adalah diri sendiri, yang muncul adalah perasaan membenci dan merasa diri tidak berharga.

Mulai sekarang, berhentilah mengkritik diri terlalu sering. Ambil napas dalam-dalam, ambil pose seperti sedang memeluk diri sambil ucapkan kata-kata positif terhadap diri kita. Katakan hal apapun yang membuat diri kita tersenyum. Rasa lega dan tenang pun seketika akan memenuhi diri.

Selain hal di atas, ada banyak cara agar kita bisa lebih mencintai diri sendiri, berikut beberapa langkahnya :

1. Kenali diri sendiri

    Bagaimana diri kita, ya hanya kita yang tahu. Tentang pola pikir kita dan bagaimana cara kita bertingkah laku. Kesadaran diri yang baik bisa membantu kita dalam merespon sebuah kejadian, konflik ataupun saat menentukan sebuah pilihan dengan tepat, baik dan bijaksana. Selain itu, berhenti juga membandingkan diri sendiri dengan orang lain. 

2. Menerima diri apa adanya

    Berusaha menerima semua kekurangan dan kelemahan pada diri sendiri adalah baik untuk kesehatan mental. Saat fase hidup berada dalam situasi berat, jangan langsung men-judge diri kita baik atau buruk. 

3. Rayakan kemenangan 

    Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya, saat kita berhasil melakukan sesuatu, merayakan kemenangan bisa menjadi cara menghargai diri sendiri.

4. Menyadari kecantikan adahal hal yang berbeda bagi setiap individu

    Mengetahui hal ini akan membuat diri lebih bersyukur pada kondisi fisik yang dimiliki. Jangan biarkan foto-foto hasil photoshop yang bertebaran di mana-mana saat ini membuat kita merasa memiliki tubuh tidak sempurna. Bahkan sebenarnya, para model itu akan tampak berbeda di kehidupan nyata.


5. Luangkan waktu untuk ME TIME

    Me time bisa diisi dengan hal-hal yang kita sukai. Berkebun, merajut, membaca atau bahkan bermain HP bisa jadi pilihan yang menyenangkan untuk kembali mengisi tubuh dengan energi baru. Eitss, tapi jangan terlalu lama bermain HP, ya. Terlalu sering dan lama bermain HP untuk scroll medsos justru akan membuat kepala pusing dan membuat diri sibuk membandingkan diri dengan kehidupan orang lain. Sebaiknya jangan lupa luangkan waktu untuk menenangkan pikiran saat ME TIME. Tarik napas dan buang napas perlahan sambil membersihkan pikiran. Insya Allah diri akan kembali tenang. Mengambil Al-Quran dan membacanya berlama-lama juga bisa menjadi obat penyembuh yang ampuh untuk menghilangkan keresahan hati.


6. Berani untuk mengatakan tidak

    Berkata tidak, bukan berarti anda menjadi orang yang jahat. Memberi prioritas pada diri sendiri tidak menjadikan diri kita orang yang egois asal masih sesuai kadar normal.


7. Mengekspresikan diri lewat hobi

    Hobi bisa menjadi pereda stress dan cara untuk membahagiakan diri. Mulai dari hobi membaca, menulis, melukis, merajut, lakukan hal positif apa saja yang bisa menaikkan kadar kebahagiaan dalam diri.


8. Rutin berolahraga 

    Melakukan olahraga rutin selain bisa memberi kesehatan pada tubuh, efeknya bisa memberi kebahagiaan pada diri berkat hormon endorfin yang muncul setelah melakukan aktivitas ini. Memang awalnya akan terasa berat jika belum terbiasa melakukannya. Karena dulu saya kepengen banget langsing lagi, saya jadi terbiasa berolahraga hampir setiap hari. Meski sekarang sudah enggak diet (haha), habit untuk tetap berolahraga setiap hari tetap saya lakukan. Rasanya suegeeer dan ringan banget kalo habis olahraga, bikin nagih, deh. Pernah jeda libur sampe 2 bulan karena sibuk menulis artikel, sampai-sampai tubuh saya seperti memberi alarm dengan rasa pegal-pegal di sekujur pundak dan punggung. Dan saat saya kembali rutin olahraga, pegal-pegal itu hilang seketika. Dan sekarang, target saya olahraga hanya untuk sehat alih-alih mendapatkan tubuh langsing. Progres kekuatan dan durasi dalam berolahraga juga saya rasakan, itu saja sudah membuat hati senang bukan kepalang. 

Nah, jadi seperti itulah self love versi saya. Kesadaran menerima diri apa adanya tanpa harus ngoyo diet lagi seperti yang lalu membuat saya kini lebih ringan menjalani hari. Saya pun sudah merasakan betapa pentingnya mencintai diri sendiri. So, jangan tunda lagi untuk mencintai diri sendiri bagaimanapun keadaannya. 



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Hujan Kembali Datang, Waspadai DBD dan Gejalanya

Musim hujan kembali datang.. brrr dingin dan mager, itu yang sering terlintas di kepala saya tiap kali teringat tentang musim hujan. Tapi faktanya mam, selain hawa dingin yang bikin mager, ternyata hujan yang turun terus menerus dan genangan air sesudahnya di sepanjang jalan, bisa menjadi surga loh untuk nyamuk berkembang biak dengan leluasa. Hal ini pula yang menyebabkan penyebaran DBD banyak terjadi saat musim hujan. Biasanya bagi kebanyakan orang, termasuk saya pun kalau sering kehujanan, kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Nah saat imun tubuh berkurang, saat itulah si virus DBD ini masuk menyerang tubuh kita. Karena sistem imun tubuh pada anak-anak belum sempurna, hal ini juga yang menyebabkan penyakit DBD lebh sering menyerang pada anak. Nyamuk Aedes Aegypti (foto:wikipedia.com) DBD itu sendiri adalah kepanjangan dari Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di tubuh kita yang disebarkan lewat gigitan nyamuk betina jenis Aedes Aegypti. Gejala DBD p...

Guantanamo Diary- Diari Terampasnya HAM Seorang Napi

Secara tidak sengaja, buku ini awalnya saya comot begitu saja saat tak sengaja melihatnya di sebuah rak buku di sebuah toko buku besar di pusat perbelanjaan tak jauh dari rumah.  Pertimbangan saya saat itu hanya menilik lewat kover buku yang berwarna cerah dan blurb yang menyentak di bagian belakang buku. Dan setelah membacanya, saya langsung terhanyut dengan kisah yang dialami sang penulis-Mohamedou Ould Slahi- yang nyatanya sampai saat ini pun dirinya tak pernah menyangka dipaksa mendekam di dalam penjara terkejam di dunia-Guantanamo. Tanpa berbuat kesalahan apapun, ia menjadi tertuduh anggota teroris oleh Amerika. Miris namun begitu banyak hikmah yang terkandung di buku ini. Saat membacanya, hati saya ikut gelisah yang akhirnya saya tuangkan ke dalam sebuah tulisan dan Alhamdulillah dimuat di  Koran Jakarta, 15 Nov 2016. Berikut ulasannya. Kesaksian dari Neraka Guantanamo Judul Buku    : Guantanamo Diary Penulis   ...

Resensi Buku Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir ; Menghindari Sikap Lalai dan Kesia-siaan Hidup

Judul       : Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir Penulis    : Riawani Elyta & Risa Mutia Penerbit  : Quanta Cetakan   : 2019 Tebal       : 234 halaman ISBN       : 978-623-00-0386-8 Disadari atau tidak, gaya hidup hedonisme merebak secepat pertumbuhan jamur di musim hujan. Pesatnya kemajuan teknologi berimbas pada jumlah pemakai sosial media yang meningkat drastis ikut berperan dalam perkembangan gaya hidup konsumtif berlebihan dan menonjolkan kepuasan duniawi semata. Jika tidak diimbangi dengan kecerdasan rohaniah, tentunya banyak manusia akan terjerumus pada kemilau dunia yang sifatnya sesaat. Karena sesungguhnya, dunia ini hanyalah setetes air. Kalau kau tak dapat, jangan sedih, karena yang tak kau dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes (hal.61). Melalui buku ini, penulis mengajak pembacanya agar tidak lalai menyikapi k...