Langsung ke konten utama

Mengenal Susu UHT Sebagai Susu Lanjutan Setelah ASI 2 Tahun

Pixabay.com


Tepat 8 bulan lalu, anak kedua saya, Fad, genap berumur dua tahun dan sudah waktunya untuk disapih. Beberapa minggu sebelum Fad benar-benar lepas dari ASI, saya mulai memberinya susu formula yang mereknya sama dengan yang dulu dikonsumsi oleh kakaknya. Hanya setengah botol ukuran sedang, tujuannya agar Fad bisa mencicipi rasanya dan melatih Fad agar mulai terbiasa pada perbedaan rasa susu dengan rasa ASI yang biasa dikonsumsi sebelumnya.

Tapi tak disangka, Fad menolak untuk minum susu dari botol yang saya sodorkan. Ow.. ow.. dan drama peralihan dari ASI ke sufor pun dimulai. Saya tidak putus asa dan mencoba beralih dari memberikan susu pakai botol menjadi susu dalam gelas. Pada awalnya, Fad mau meminumnya sedikit. Ukuran susu di dalam gelas sedikit berkurang. Pikir saya masih lebih baik dibanding saat saya menyajikannya menggunakan botol yang sama sekali Fad tidak mau meminumnya.

Keesokan paginya, saya membuatkan Fad setengah gelas susu lagi. Dan lagi-lagi Fad tidak mau meminumnya. Kejadian ini terus berulang dan membuat proses menyapih Fad jadi terhambat. Nyatanya, Fad tetap tidak mau minum susu meski saya sudah menggantinya dengan beberapa merek susu yang berbeda. Saya pun memutuskan untuk tetap memberinya ASI sambil terus mencari susu yang cocok dan disukai Fad.

Sampai suatu hari, suami saya menyarankan untuk memberi susu UHT kepada Fad.

"Yang rasa full cream ya, Mah. Jangan yang coklat atau rasa lainnya." ucapnya saat itu.

"Hah.. susu UHT, Yah? Emang bisa, ya? Emang boleh, ya?" balas saya kaget.

Akhirnya suami pun bercerita bahwa ia mendapat saran dari sahabatnya agar memberi susu UHT untuk Fad. Menurut rekomendasi dokter anak langganan sahabatnya itu, susu UHT bagus dan aman untuk dikonsumsi anak umur 2 tahun ke atas. Karena itu pula, kedua anak sahabatnya itu selalu mengonsumsi susu UHT sejak umur 2 tahun.

Saya pun manggut-manggut dan mencoba berkompromi. Mulailah saya mencari referensi lain, misalnya dengan membaca beberapa artikel terpercaya juga bertanya sekalian curhat kepada beberapa teman yang ternyata anaknya juga mengonsumsi susu UHT karena rekomendasi dokter. Dari itu, saya mulai tahu kalau ternyata susu UHT itu bagus untuk dikonsumsi anak seusia Fad.

Alhamdulillah, saat disodorkan susu UHT Fad langsung suka dan mau meminumnya. Proses menyapih pun bisa berjalan tanpa harus drama berlama-lama.

Memang sih, ungkapan tak kenal maka tak sayang benar adanya. Waktu itu saya belum tahu banyak tentang kebaikan yang dikandung susu UHT. So, berikut sedikit info tentang susu UHT yang saya kutip dari berbagai sumber.

Susu UHT atau Ultra High Temperature terbuat dari susu sapi cair segar yang dipanaskan pada suhu tinggi kisaran 135-145 derajat celcius dalam waktu singkat selama 2-5 detik.

pixabay.com


Proses ini bertujuan untuk memusnahkan seluruh bakteri pada susu dan sekaligus mencegah agar kandungan gizi dalam susu tidak rusak sehingga terwujudlah susu yang rasa, aroma dan warnanya hampir sama dengan susu segar. Kemasan multi lapis pada susu UHT yang kedap udara membuat susu ini memiliki masa simpan yang lama (6-10 bulan) tanpa harus menggunakan pengawet di dalamnya.

Untuk Fad, saya berikan susu rasa full cream warna putih khusus anak-anak 2-12 tahun. Karena selain beberapa kebaikan di atas, susu UHT full cream ini juga dibuat tanpa gula tambahan. Jadi meski mengonsumsi susu ini setiap hari, anak akan terhindar dari obesitas dan diabetes.

Menurut riset dari beberapa sumber pula, susu cair lebih baik untuk dikonsumsi karena sifat alami yang dikandungnya membuat zat gizi pada susu cair lebih mudah dicerna oleh tubuh.

Tapi sayangnya tingkat konsumsi susu cair di Indonesia masih tergolong rendah loh, Mah. Karena menurut data Euromonitor 2007, produksi aneka susu di Indonesia mencapai 1,3 miliar kiloliter. Dari jumlah itu, 60% berbentuk bubuk, 35% susu kental manis dan 5%-nya berbentuk susu cair. Itu berarti bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak mengonsumsi susu bubuk dan susu kental manis dibanding susu cair. Kondisinya berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi susu cair yang tinggi pada masyarakat di beberapa negara lain seperti Belanda mencapai 100%, India 97,8% dan Amerika Serikat sebanyak 99,7%.

Hal ini terjadi kemungkinan dikarenakan kurangnya informasi dan pengenalan pada masyarakat bahwa produk susu UHT sangat baik digunakan sebagai susu lanjutan setelah mengonsumsi ASI selama 2 tahun. Termasuk saya yang dulunya juga tidak tahu mengenai hal ini.

Fad in action (dok:pribadi)


Namun terlepas dari semua itu, Mah, pada dasarnya semua susu memiliki kandungan zat gizi, vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh terutama pada anak-anak demi menunjang masa-masa pertumbuhannya.'


Telah disunting dari berbagai sumber ; Nakita.ID, Kompas.com, Mommiesdaily.com.




Komentar

  1. Wah,proses menyapih selalu jadi drama ya,Mbak. Bulan depan Arin 2 tahun,tapi sekarang ini malah makin intens menyusunya. Sampe pegel2 bgt badan saya nih. Kebetulan ni anak doyan bgt susu UHT, tapi kok mimik ASI-nya tetep gencar ya? Hadeeh...

    BalasHapus
  2. Hihii.. iya Mbak, suka deg-degan kalo mau menyapih anak tuh ya, ada aja, cerita dan pengalamannya seorang ibu pun juga beda-beda. Btw, moga proses Mbak Sugi menyapih Arin dilancarkan ya.. Aminn.

    BalasHapus
  3. Hai, Mbak Eva :) Anak2ku juga demen susu UHT loh. Sejak bayi hingga 2 tahun sih ASI. Susu UHT itu praktis dengan berbagai ukuran dan kemasan jadi bisa dibawa halan2. Varian rasanya juga macam2, orang dewasa aja suka hehehe.

    BalasHapus
  4. Anak saya, awalnya, juga kurang senang susu pertumbuhan yang sering dijual di supermarket itu. Dia lebih suka minum susu saya. Kebetulan yang saya minum ini susu UHT. Saya sendiri punya kebiasaan minum susu UHT tiap pagi. Jadilah susu UHT saya lebih sering cepat habis, karena saya harus berbagi dengan anak saya :))

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Hujan Kembali Datang, Waspadai DBD dan Gejalanya

Musim hujan kembali datang.. brrr dingin dan mager, itu yang sering terlintas di kepala saya tiap kali teringat tentang musim hujan. Tapi faktanya mam, selain hawa dingin yang bikin mager, ternyata hujan yang turun terus menerus dan genangan air sesudahnya di sepanjang jalan, bisa menjadi surga loh untuk nyamuk berkembang biak dengan leluasa. Hal ini pula yang menyebabkan penyebaran DBD banyak terjadi saat musim hujan. Biasanya bagi kebanyakan orang, termasuk saya pun kalau sering kehujanan, kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Nah saat imun tubuh berkurang, saat itulah si virus DBD ini masuk menyerang tubuh kita. Karena sistem imun tubuh pada anak-anak belum sempurna, hal ini juga yang menyebabkan penyakit DBD lebh sering menyerang pada anak. Nyamuk Aedes Aegypti (foto:wikipedia.com) DBD itu sendiri adalah kepanjangan dari Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di tubuh kita yang disebarkan lewat gigitan nyamuk betina jenis Aedes Aegypti. Gejala DBD p...

Guantanamo Diary- Diari Terampasnya HAM Seorang Napi

Secara tidak sengaja, buku ini awalnya saya comot begitu saja saat tak sengaja melihatnya di sebuah rak buku di sebuah toko buku besar di pusat perbelanjaan tak jauh dari rumah.  Pertimbangan saya saat itu hanya menilik lewat kover buku yang berwarna cerah dan blurb yang menyentak di bagian belakang buku. Dan setelah membacanya, saya langsung terhanyut dengan kisah yang dialami sang penulis-Mohamedou Ould Slahi- yang nyatanya sampai saat ini pun dirinya tak pernah menyangka dipaksa mendekam di dalam penjara terkejam di dunia-Guantanamo. Tanpa berbuat kesalahan apapun, ia menjadi tertuduh anggota teroris oleh Amerika. Miris namun begitu banyak hikmah yang terkandung di buku ini. Saat membacanya, hati saya ikut gelisah yang akhirnya saya tuangkan ke dalam sebuah tulisan dan Alhamdulillah dimuat di  Koran Jakarta, 15 Nov 2016. Berikut ulasannya. Kesaksian dari Neraka Guantanamo Judul Buku    : Guantanamo Diary Penulis   ...

Resensi Buku Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir ; Menghindari Sikap Lalai dan Kesia-siaan Hidup

Judul       : Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir Penulis    : Riawani Elyta & Risa Mutia Penerbit  : Quanta Cetakan   : 2019 Tebal       : 234 halaman ISBN       : 978-623-00-0386-8 Disadari atau tidak, gaya hidup hedonisme merebak secepat pertumbuhan jamur di musim hujan. Pesatnya kemajuan teknologi berimbas pada jumlah pemakai sosial media yang meningkat drastis ikut berperan dalam perkembangan gaya hidup konsumtif berlebihan dan menonjolkan kepuasan duniawi semata. Jika tidak diimbangi dengan kecerdasan rohaniah, tentunya banyak manusia akan terjerumus pada kemilau dunia yang sifatnya sesaat. Karena sesungguhnya, dunia ini hanyalah setetes air. Kalau kau tak dapat, jangan sedih, karena yang tak kau dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes (hal.61). Melalui buku ini, penulis mengajak pembacanya agar tidak lalai menyikapi k...