Langsung ke konten utama

Konservasi Beradab di Kampung Cidadap


In a world of constant change and streaming technology, I find solace in the forest where a tree remains a tree.

Angie Wellard-Crosby



Pagi itu cuaca cerah. Dikelilingi deretan perbukitan karst, beberapa orang berjalan santai beriringan. Jalan menanjak berbatu kapur dan semak belukar bukanlah hambatan. Tak terasa hampir 1 jam berjalan kaki, puncak tebing pun mulai terlihat. Pemandangan alam berwarna kehijauan berpadu rona putih khas bebatuan kapur segera menyapa Pak Gugum beserta rombongan dari atas bukit.

Hari itu total ada 7 orang wisatawan yang akan menjajal salah satu wisata tak biasa di Bandung Barat ini. Mereka akan menaiki Hammock yang diikat di antara dua tebing dengan ketinggian lebih dari 100 meter di atas tanah. Tebing Hawu semakin terkenal dan banyak dikunjungi. 

Pak Gugum Maulana dengan tiga orang instruktur lainnya sudah bersiap dengan seperangkat perlengkapan panjat tebing di tangan. Mereka akan naik Hammock di atas ketinggian 70 meter. Tak ada kepanikan, selain wajah-wajah semangat menjajal adrenalin. 

Selain para instruktur yang bersertifikat dan pengalaman dengan olahraga di ketinggian, peralatan safety juga sudah disiapkan. Berupa beberapa Hammock berkualitas, ada pula tiga pasang carabiner dan hardness, runner dan tali webbing untuk pengaman serta tak lupa helm sebagai pelindung kepala. Dengan tangkas dan cepat, sang instruktur mulai merambat dan bergelantungan di antara dua tebing. Kini Hammock yang menyerupai ayunan besar membentang siap digunakan.  

Tak lama menunggu, salah satu instruktur memberi pengarahan teknis bagaimana cara merambat sambil bergelantungan dengan tali dan mengangkat tubuh sampai bisa duduk santai di atas Hammock. 
"Saat di atas, yang terpenting enggak boleh panik," pesannya untuk para pengunjung.

     Aktivitas Hammocking di Tebing Hawu
        Sumber : IG @tebinghawu_official

Bergantian para wisatawan bergelantungan menuju Hammock yang membentang. Merambat perlahan pada tali, Hammock yang dinaiki mulai bergoyang pelan di antara dua tebing. Konsentrasi, kekuatan serta kemampuan tubuh mengelola hentakan adrenalin sangat diperlukan untuk bisa tetap tenang dan akhirnya mencapai posisi Hammock yang menggantung tinggi di antara dua tebing.

Sementara di bawah sana, rimbun pohon semak belukar dan tumpukan bebatuan karst tampak menganga dan silau menusuk mata. Hari mulai terik. Setelah berhasil mencapai Hammock, tak lupa satu persatu dari pengunjung menyempatkan diri berfoto satu dua gaya dan menikmati rasanya berayun di atas ketinggian. Angin di atas membuat Hammock terus bergoyang. Sensasi bersantai yang enggak nyantai sambil menikmati pemandangan sekitar. Dan tanpa terasa, semua peserta hammocking di Tebing Hawu hari itu selesai menjajal permainan ekstrem tersebut. 

"Kalau akhir pekan, pengunjungnya lebih banyak lagi," ujar Pak Gugum semringah pagi itu.

Lebih jauh pak Gugum menjelaskan tentang terus berkembangnya ragam atraksi ekstrem yang bisa dinikmati di Tebing Hawu. 

"Dulu saat awal-awal wisata ini digagas, cuma ada 5 atraksi di sini. Selain Hammocking, ada panjat tebing, Rappeling, Spacenet, satu lagi wahana sepeda gila." ucapnya menjelaskan.

Namun seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung di Tebing Hawu, membuat jenis atraksi di sana ikut bertambah ragamnya seperti atraksi Geotrek, Geocamp, Stone Garden, Highline dan juga Geobike. Wisata ini dikemas dalam 3 macam paket wisata. Ada paket single untuk 1 macam aktivitas, misalnya Hammocking saja, atau Rappeling saja. Selain itu ada pula paket double untuk 2 macam aktivitas dan paket triple untuk mengikuti 3 macam aktivitas sekaligus yaitu Hammocking, panjat tebing dan juga Rappeling. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 250.000/orang sampai Rp 450.000/orang.

Pengibaran bendera merah putih raksasa saat HUT RI tahun 2016 di Tebing Hawu 
Sumber : Twitter @IsmailGugum

Dirintis sejak 2014, bagi Pak Gugum dan kawan-kawan, aktivitas wisata ekstrem di Tebing Hawu bukan sekedar program kemasyarakatan ataupun meningkatkan pariwisata di kampung mereka tapi juga bentuk lain dari usaha penyelamatan terhadap lingkungan. 

Karena setelah viral di sosial media pada 2015, Tebing Hawu semakin ramai dikunjungi wisatawan dan itu pula yang membuat aktivitas pertambangan di  kawasan dekat Tebing Hawu dihentikan karena izin penambangan di sana tidak diperpanjang lagi. 

Memang keadaan Tebing Hawu sekarang sangat kontras keadaannya dengan kondisi Tebing Hawu yang dulu. Jika mau flashback ke tahun-tahun sebelumnya, di kisaran tahun 1970, Tebing Hawu dan sekitarnya yang berada pada jajaran kawasan Formasi Karst Rajamandala, mengalami eksploitasi lingkungan secara besar-besaran. Kerusakan lingkungan, polusi debu dan aksi penambangan yang memprihatinkan melalui cara peledakan tebing kapur membuat warga sekitar khawatir. Jika terus dibiarkan tentunya lama-kelamaan akan berdampak pada lingkungan tempat tinggal mereka.

  Sumber : YouTube Karst Citatah Channel 

Di satu sisi tebing-tebing karst yang membentang dari Padalarang hingga Cipatat harus segera diselamatkan agar kerusakannya tidak bertambah parah. Fakta bahwa sifat bebatuan di perbukitan kapur yang rekahannya dapat langsung menyerap air serta mampu menyimpan kantung-kantung air di dalamnya membuat pertambangan masif dirasa sangat merugikan lingkungan. Mengeksploitasinya terus menerus tanpa perawatan, seumpama merusak sebuah tandon air raksasa yang menyimpan dan menyuplai air bersih bagi ratusan warga sekitar. 

Namun di sisi lain, lagi-lagi kembali ke urusan perut. Bagaimanapun juga, kapur termasuk material berharga dan kerap digunakan untuk sebagai bahan pembuat kosmetik, batuan hias sampai pembuatan keramik. Dan nyatanya ada ribuan pekerja yang turut menggantungkan ekonominya dari aktivitas ini.

Strategi Jitu Para Pemuda

Bukannya tidak ada langkah konkret untuk melindungi perbukitan kars Citatah yang memanjang dari Padalarang hingga Cipatat dari kerusakan lebih jauh. Bermacam aksi juga audiensi telah dilakukan para aktivis lingkungan yang kerap berujung pada kegagalan. Aktivitas juga intensitas pertambangan di sana nyatanya sulit untuk diturunkan. 

Untuk mengatasinya, butuh strategi berbeda dan langkah konkret dari sekedar aksi protes di depan gedung pemerintahan ataupun perusahaan tambang. Diawali keinginan untuk bergerak oleh para pemuda kampung bernama Cidadap yang lokasinya masih masuk ke dalam areal Karst. Mereka pun mulai menginisiasi konservasi beradab, membangun kesadaran tanpa memaksa dengan cara sosialisasi persuasif yang berintegrasi dengan penduduk sekitar.

Peta area kampung berseri Astra Cidadap dan sekitarnya
Sumber : YouTube Kars Citatah Channel

Langkah ini diambil oleh Deden Syarif Hidayat melalui Forum Pemuda Peduli Karst Citatah (FP2KC). Sejak tahun 2009, bersama 9 orang pemuda lainnya, mereka terus berusaha mencari solusi dari kegamangan ekonomi yang dirasa oleh masyarakat sekitar jika kegiatan penambangan harus diturunkan. Tak hanya fokus pada perlindungan karst, tapi juga fokus untuk membangun desa dan mencari peluang pekerjaan baru selain menambang untuk warga sekitar.

"Kami tidak pernah memaksa, karena membangun manusia lebih sulit dari membangun jalan raya, yang penting terus memberi sosialisasi dan edukasi. Kami juga mendukung minat dan potensi yang ada. Kalau sukanya panjat tebing, sok mangga (silakan) fokus di konservasi karst dan pembangunan pariwisata. Kalau minatnya di lingkungan, mari sama-sama kita buat kegiatan." ujar lelaki yang biasa dipanggil Kang Deden.

Di masa-masa awal gerakan, ia tak mengelak pernah mendapat ancaman dan ditentang oleh beberapa pihak. Meskipun begitu, Kang Deden sendiri tidak pernah mengharamkan pertambangan asal tetap memperhatikan keseimbangan alam sekitarnya. 

Kang Deden saat diwawancarai awak media
Sumber : IG @dedensyarifhidayat

Dari cerita panjang Kang Deden pula, kita bisa tahu bahwa gerakan yang digagas bersama para pemuda lainnya membutuhkan waktu lebih lama karena memakai cara yang lebih lunak dengan menerapkan strategi perlahan, namun hasilnya efektif karena berazas kolaborasi bersama penduduk sekitar. 

Perjalanan Menuju Cidadap Ecovillage

Seiring waktu, keinginan terus bergerak serta melindungi peninggalan geologi dan fosil-fosil alamnya semakin terlihat dari penduduk Kampung Cidadap. Adanya fakta serta hasil penelitian bahwa puluhan ribu tahun lalu, perbukitan kapur Formasi Rajamandala merupakan laut dangkal yang mengalami fenomena alam berupa naiknya permukaan laut menjadi daratan, serta keberadaan goa-goa yang kaya akan stalagtit dan stalakmit juga sungai bawah tanah yang jaringannya sangat rumit membuat warga Cidadap semakin ingin melindungi kawasan tersebut dari penambangan kapur yang kian intens.

Mujurnya di tengah pergerakan warga yang kian masif untuk melestarikan lingkungan serta peninggalan geologi di kampungnya, ada pihak yang peduli pada aktivitas ini. Kepedulian ini datang dari PT. Astra Internasional Tbk sebagai program CSR untuk pengembangan masyarakat berbasis komunitas yang menggabungkan 4 pilar program yaitu pendidikan, kewirausahaan, lingkungan dan kesehatan.

Masuknya Astra di kampung Cidadap sejak tahun 2016 serta pendampingan yang dilakukan membuat kampung ini semakin berseri. Kecintaan masyarakatnya terhadap pelestarian keutuhan peninggalan alam, serta adanya motivasi dan kemauan untuk maju bersama membuat kampung Cidadap resmi menjadi salah satu Kampung Berseri Astra dan mendapat julukan baru sebagai Cidadap Ecovillage pada 2017. 

Dengan ada peresmian ini, sejumlah pelatihan juga pendampingan serta sejumlah bantuan fasilitas pun diberikan oleh Astra kepada KBA Cidadap. 
Contohnya seperti instalasi biodigester, perangkat hidroponik, dukungan program wisata, pembuatan fasilitas MCK, sumur bor, sumur-sumur resapan, perangkat angklung untuk edukasi, perlengkapan dan sistem pengelolaan sampah, pengecatan besar-besaran di lingkungan tempat tinggal warga. 

Paduan cat warna-warni di dinding rumah atau pada coran batu penahan tanah sengkedan, membuat kampung Cidadap terlihat makin berseri. Sejalan dengan visi program yang ingin diwujudkan dari Kampung Berseri Astra yaitu mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif, Kampung Cidadap pun perlahan mulai memoles diri. 

Sebagai Kampung Ecovillage, Kampung Cidadap berkonsep kampung yang condong kepada sikap mencintai dan merawat lingkungan, tidak melulu soal menanam dan menggiatkan penghijauan di lingkup tempat tinggal namun juga menghidupkan kesadaran masyarakatnya untuk peduli terhadap perawatan dan pelestarian alam di lingkungan tempat tinggalnya. 

Semangat yang awalnya digagas oleh para pemuda, kini juga menjadi semangat para ibu, para bapak serta hampir seluruh masyarakat di Kampung Cidadap dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Kini Kampung Cidadap semakin berlari bahkan tingginya kesadaran masyarakat dalam hal pemeliharaan lingkungan membuatnya menjadi kampung percontohan. 

Program-programnya seperti pengelolaan sampah, pembuatan kompos, penanaman hidroponik serta kesadaran masyarakat untuk bisa hidup bijak berdampingan dengan alam, kesemuanya diadaptasi dan menjalar ke kampung-kampung di sekitarnya. 

Belum lama ini pun usaha dan semangat para pemuda yang tergabung di FP2KC (Forum Pemuda Peduli Karst Citatah) membangun kesadaran warga untuk peduli dan menjaga lingkungan mendapat apresiasi. Pada 2021 lalu, Kang Deden bersama FP2KC terpilih mendapat anugerah penghargaan Kalpataru dari pemerintah karena sepak terjangnya yang mampu mengurangi aktivitas pertambangan di Karst Citatah serta keuletannya dalam menggagas konservasi di kawasan tersebut.

Tujuh Program Unggulan Kampung Cidadap

Sepadan dengan 4 pilar program Kampung Berseri Astra, Cidadap Ecovillage juga memiliki 7 program unggulan yang kini sedang berjalan, saling bersinergi dengan kebutuhan dan inisiatif warganya. Ketujuh program tersebut yaitu :

1. Sosialisasi dan Edukasi
Sebelum memulai langkah nyata, warga terlebih dulu diberikan edukasi dan sosialisasi agar memahami program yang akan dijalankan. Sosialisasi dan edukasi terkadang berbentuk penyuluhan formal, kadang pula berbalut "obrolan di warung kopi", atau dalam suasana santai sambil ngaliwet bareng. 

Para penggerak kampung yang terus bertambah jumlahnya pun, terus mendapat tambahan ilmu dengan mengikuti pelatihan dan penyuluhan yang kemudian disebarkan kembali kepada warga. 

Pelatihan untuk para kader penggerak lingkungan 


2. Program Bank Sampah
Sampah dan limbah domestik rumah tangga kerap menjadi masalah utama dan serius di banyak tempat termasuk di kampung Cidadap. Untuk bisa mengelola sampah secara lebih baik, perlu kontribusi aktif dari mana limbah domestik itu berasal yaitu rumah. 

Bersama Astra, program semangat mengelola sampah pun mulai disosialisasikan. Sosialisasi agar sampah dipilah mulai dari rumah masing-masing dilakukan di ruang-ruang publik agar lebih banyak orang yang melihat dan teredukasi dan bisa diajak untuk langsung berkontribusi.

Setiap dua Minggu sekali, para penggerak KBA Cidadap menjemput sampah yang telah dipilah dari rumah ke rumah. Selain itu ada pula penduduk yang mengantar langsung sampah miliknya ke Bank Sampah yang sudah ditentukan. 

Sampah anorganik yang sudah terkumpul dibersihkan dan dijual ke pengepul serta hasil penjualannya digunakan untuk biaya operasional serta dibagikan kembali untuk warga. 

Sementara untuk sampah organik seperti sayuran dan sisa makanan akan dimasukkan ke instalasi pupuk komposter. Setelah satu pekan, sampah akan menjadi pupuk cair yang bisa dipakai untuk perkebunan.

Selain itu, ada pula perangkat Biodigister sebagai solusi pembuat pupuk alami. Menggunakan kotoran sapi gratis pemberian warga, kotoran sapi seberat 100 kg itu dipendam selama dua pekan di dalam Biodigister. Setelah menghasilkan gas metan, lalu gas tersebut akan dialirkan melalui rangkaian pipa ke kompor-kompor di dapur kantor bank sampah. Karena masih berstatus pilot project, maka gas hasil instalasi biodigister ini belum disalurkan ke rumah-rumah warga. Namun hal ini akan menjadi program lanjutan di kampung Cidadap.

3. Rumah Hijau
Sebagai garda terdepan, suatu rumah juga ikut andil menentukan kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Karena itu, Astra turut mendorong pemanfaatan pekarangan rumah agar bisa produktif dan ikut menyumbang udara bersih di lingkungan. 

Secara periodik, Astra memberi bibit pohon buah dan sayuran kepada warga Cidadap. Di setiap halaman rumah terdapat pot-pot berisi tanaman hijau yang membuat suasana kampung beriklim panas ini menjadi lebih teduh dan asri.

4. Hidroponik dan Pertanian
Selain memberikan pelatihan dan instalasi hidroponik, Astra juga turut menyokong penyediaan air bersih untuk irigasi pertanian serta kebutuhan lain penduduk Cidadap. 

Program pemberdayaan ini berupa kebun seluas 450 meter persegi yang terbagi menjadi dua area. Area pertama dilengkapi atap sebagai tempat berkebun pola hidroponik. Sementara area kedua dibuat terbuka yang ditanami sayuran dengan cara konvensional. Warga pun bisa menikmati hasil panen sayurannya bersama-sama.

5. Pendidikan dan Kebudayaan
Meskipun Cidadap bergelar sebagai Ecovillage, tidak berarti hanya fokus pada pelestarian lingkungan saja. Sektor pendidikan dan kebudayaan pun ikut diperhatikan di sana. Salah satunya dengan pelatihan bermain angklung yang difasilitasi Astra. Selain itu anak-anak juga diajak terlibat menjaga lingkungan sejak dini seperti kegiatan menanam pohon dan pemilahan saat membuang sampah di sekolah serta kegiatan berbasis lingkungan lainnya. 

Pihak Astra juga memberikan beasiswa pendidikan untuk tingkat SD, SMP dan SMA

6. Pariwisata Berbasis Konservasi
Berbicara tentang potensi pariwisata di kampung Cidadap, itu berarti membicarakan soal pegunungan karst. Saat ini banyak pihak gencar menjadikan karst Citatah Padalarang sebagai pariwisata berbasis konservasi. Itu berarti, tebing-tebing tidak hanya untuk ditambang, tapi juga dilestarikan sekaligus dinikmati keindahannya. 

Sedikit kendala terletak pada akses jalan untuk mencapai tempat wisata ekstrem karst Citatah berada. Ini dikarenakan jalan-jalan besar hanya dimiliki perusahaan tambang, sementara akses penduduk hanyalah jalan setapak. Namun hal ini tidak mengurangi semangat konservasi yang telah tercipta. 
"Akses memang perlu, tapi tidak lantas mengubah atau jadi merusak bentang alam itu sendiri. Misalnya jangan sampai meledakkan tebing untuk membuat akses jalan. Biarkan saja alami apa adanya," ucap Kang Deden menjelaskan.

7. Kewirausahaan
Sejak lama isu kecelakaan kerap menimpa para pekerja di sektor pertambangan. Sebutlah Abah Asep yang dulu sempat mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan ia berhenti dari pekerjaan menambang. Kini Abah Asep sukses menjadi salah satu petani sukses di kampung Cidadap. Para penambang lain banyak yang mengikuti dirinya untuk alih profesi menjadi petani padi ataupun petani jambu biji. 

    Dari penambang menjadi petani jambu

Astra turut mendorong program kewirausahaan agar warga Cidadap tidak hanya mengandalkan dari sektor pertambangan saja namun agar mandiri secara ekonomi, mampu membaca peluang serta bisa memanfaatkan potensi yang ada di kampung mereka. 

Adapun sektor-sektor di program kewirausahaan ini yaitu wisata karst, pertanian, kerajinan tangan dan juga hasil kerajinan kayu. 

Kini tidak ada lagi pertanyaan menggelitik dari masyarakat, 'Jika tidak menambang, lalu kami makan apa," karena perlahan tapi pasti warga kampung Cidadap mampu membangkitkan perekonomian bersama sambil tetap mencintai lingkungan dan alam di sekitarnya.  

Sumber : 
https://www.astra.co.id/

Buku Inspirasi Kampung Berseri Astra
https://bit.ly/BukuInspirasiKBA

https://www.neraca.co.id/article/125361/memberdayakan-ekonomi-dan-prilaku-ramah-lingkungan-potensi-wisata-karst-padalarang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alami Gejala Mata Kering, Insto Dry Eyes Solusi Tepat Mengatasinya

Menjaga kesehatan mata kadang sering luput dari prioritas seseorang, termasuk diri ini salah satunya. Kebanyakan orang hanya ingat untuk menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga serta pola makan yang sehat. Padahal ada satu yang sama pentingnya untuk dijaga yaitu mata sebagai panca indera penglihatan. Kalau mata lagi terasa sakit, mata pegal atau mata kemerahan, baru deh terasa betapa pentingnya organ tubuh yang satu ini.  Sebagai seorang freelance writer yang kerjanya lebih sering menatap layar, baik itu layar ponsel ataupun laptop, kadang ada saja momen di mana tiba-tiba mata saya terasa gatal, berair, terasa pedih dan panas atau bahkan kemerahan. Biasanya gejala mata kering akan muncul kalau saya sudah terlalu lama menatap layar saat bekerja. Apalagi di saat deadline tulisan sedang banyak-banyaknya. Gejala Mata Kering Selain beberapa tanda di atas, gejala mata kering umumnya mata akan terasa seperti berpasir, nyeri, mata terasa lelah dan lebih banyak mengeluarkan kotor

Teruntuk One Of My Wishlist, Bersabarlah Sampai Waktunya Treatment NgeZAP Pertamaku di ZAP Clinic

B aru sedetik rasanya saya mengusapkan sunscreen ke wajah, saat si bungsu yang sudah rapi dengan seragamnya berlari mendekat, "Mah.. ayo, berangkat." Saya mengangguk-angguk sambil mengoleskan lipbalm berwarna pink pada bibir, lalu menggamit tangan si kecil, "Yuk, yuk, Mama udah siap."  Tidak ada polesan bedak. Apalagi blush-on merah jambu yang membuat wajah merona. Betapa sederhananya wajah saya tiap mau keluar rumah bahkan saat hendak mengantar anak tiap pagi ke sekolah. Cukup sunscreen dan lipbalm agar bibir tak kering, rasanya sebagai ibu rumah tangga, saya sudah cukup siap menghadapi dunia di luar sana. Uhuukk. Mungkin bagi sebagian orang, dua item andalan saya tadi tidaklah cukup untuk melindungi kulit wajah sehari-hari. Namun setiap orang pastinya punya hal-hal prioritas yang berbeda dalam hidupnya, bukan? Daftar Keinginan Seorang Ibu Meski begitu, saya juga punya sih daftar keinginan tentang hal-hal ataupun beberapa item yang saya inginkan di kemudian hari. S

Apa Rasanya Tidur di Tengah Laut Singapura?

Masih ingat dengan kapal pesiar ikonik di film Titanic yang dibintangi aktor Leonardo Dicaprio?  Saat menonton film itu bertahun-tahun lalu, saya ikut terpesona dengan kemewahan dan kemegahan kapal pesiar di film ini, berbobot 46.328 ton, dengan panjang 259 meter dan tinggi mencapai 53,3 meter, kapal ini seumpama istana terapung dengan segala fasilitas lengkapnya.  Setelah melihat film itu, muncul sedikit keinginan untuk ngerasain liburan di tengah laut di atas kapal pesiar mewah. Sensasinya pasti berbeda dengan gaya liburan sebelum-sebelumnya. Siapapun rasanya juga enggak akan nolak kalau ada kesempatan liburan mewah di kapal pesiar ya, kan. Tapi siapa sangka kesempatan itu datang juga tepat di tahun 2014 lalu. Bos di kantor tempat saya dulu bekerja memberi saya kesempatan untuk memimpin sebuah tur yang beragendakan menginap dan beraktivitas di sebuah kapal pesiar mewah dengan rute Singapura- Malaysia-Singapura. Bersama 3 orang rekan lainnya, pengalaman kerja rasa liburan itu berlangs