Langsung ke konten utama

Resensi Buku Orang-Orang Bloomington


Untuk para pecinta buku dan sastra, pasti sudah hapal dengan sosok penulis buku satu ini, yaps, buku yang ditulis oleh penulis kenamaan Indonesia yaitu Budi Darma ini berjudul Orang-Orang Bloomington yang berisi kumpulan cerpen yang terinspirasi dari pengalaman penulis sendiri selama tinggal di Amerika terutama saat tinggal beberapa saat di Bloomington.

Cover Buku Orang-Orang Bloomington


Cerpen-cerpen di dalamnya memuat alur yang menarik dengan ending mengejutkan dan saya pun berusaha membuat resensinya yang ketika itu berhasil dimuat Koran Jakarta pada tanggal 30 November 2016. Oh iya, waktu mengirim resensi ini, judul awal saya buat sebagai Kompleksitas Masa Tua dan Nurani Manusia dan oleh pihak koran diedit sedikit untuk judulnya. 

Berikut isi draft resensinya :


Kompleksitas Konflik Kehidupan Manusia


Bagi sebagian besar orang, kesepian dan seorang diri di masa tua menjadi momok menakutkan dalam hidup. Padahal jika direnungi lebih lanjut, pada hakikatnya menjadi tua adalah suatu keniscayaan. Semua itu kembali pada masing-masing bagaimana menyikapi hal tersebut. Mengacu pada hal di atas, sang penulis mencoba mengemas ketakutan-ketakutan tersebut menjadi sekumpulan cerita yang memikat. 

Melalui pengalamannya saat menjadi mahasiswa dengan sponsor Fulbright, sang penulis sempat mengamati sekian banyak kehidupan individu di Bloomington daaln bebe rapa kota lain di Amerika. Menurutnya pula, kehidupan individu-individu ini tidak lain merupakan fenomena dari sesuatu yang lebih dalam, yaitu noumena atau hakikat kehidupan itu sendiri. (Hal. X)

Sebab itulah, sang penulis terpacu untuk menuliskannya menjadi sekumpulan kisah fiksi berdasarkan fakta dan berhasil mengantarnya meraih penghargaan S.E.A-Write Award dari pemerintah Thailand (tahun 1984).

Buku ini memuat 7 cerpen mengagumkan di dalamnya dan pernah diterbitkan beberapa kali oleh penerbit yang berbeda. Pertama kali diterbitkan di tahun 1980 oleh penerbit Sinar Harapan, lalu diterbitkan ulang oleh penerbit Metafor Intermedia Indonesia di tahun 2004 dan selanjutnya muncul kembali di tahun ini oleh penerbit Noura Books. 

Cerpen pertama berjudul "Laki-Laki Tua Tanpa Nama" mengisahkan tentang sikap individualistis dari para penghuni rumah di Jalan Fess. Perbedaan rasa antara ketidakpedulian atau menjaga privasi sangat sulit untuk dibedakan di antara sesama tetangga. Bahkan akan terasa lebih baik untuk bersikap tidak mengurusi kepentingan orang lain dan janganlah mempunyai keinginan tahu tentang orang lain. Hanya dengan jalan demekian, kita dapat tenang. (Hal.2)

Cerpen selanjutnya berjudul "Keluarga M" bercerita tentang betapa menyenangkannya jika seseorang bisa hidup dalam sebuah keluarga lengkap. Meski keadaan sulit dan harus ekstra berhemat, akan lebih menyedihkan jika harus hidup seorang diri tanpa keluarga. Mengacu juga pada narasi di cerpen ini yaitu, "Memang, akhirnya keluarga lain pun datang dan pergi, pengurus apartemen pun berganti terus, dan akhirnya, manajer gedung pun pindah setelah mendapat pekerjaan yang lebih baik. Dan saya tetap di sini, tetap sendiri." (Hal.96)

Tidak kalah uniknya yaitu cerpen berjudul "Orez". Tentang keraguan seorang pria untuk melamar sang kekasih, mengingat riwayat genetik keluarga sang kekasih yang mengenaskan. Di antara ketujuh bersaudara, hanya kekasihnya yang terlahir sehat dan bisa hidup sampai saat ini. Sementara semua saudaranya yang lain terlahir dalam keadaan cacat dan meninggal saat masih bayi. 

Setelah keduanya memutuskan untuk menikah, ketakutan akan lahirnya anak dengan kondisi cacat pun menghantui keduanya. Sampai akhirnya lahirlah bayi laki-laki mereka bernama Orez. Saat lahir ke dunia, suara tangisnya kuat bagaikan sumber gempa bumi, serasa bumi berguncang, tembok rumah sakit merekah, dan daun-daun jendela rontok dari engselnya (Hal.118) Lalu bagaimana dengan bentuk fisik Orez dan kehidupan mereka setelah Orez lahir? Kisah tentang perpaduan antara kepasrahan, rasa benci dan kasih sayang dalam keluarga dikemas dengan ide dan alur unik, membuat cerpen ini memikat dibaca sampai akhir. 

Sang penulis sendiri, Budi Darma, telah mendapatkan banyak penghargaan berkat kepiawaiannya dalam dunia literasi, antara lain dari Balai Pustaka, Kompas, S.E.A-Write Award dan beberapa bentuk penghargaan lainnya.

Melalui kisah-kisah pada kumpulan cerpen ini, pembaca akan disuguhkan bacaan berkualitas dengan cara yang tidak biasa. Konflik yang disuguhkan terasa begitu kompleks, cenderung menampar serta meninggalkan kesan yang begitu kuat di benak pembacanya.

Resensi buku Orang-Orang Bloomington yang dimuat di Koran Jakarta


Saat dimuat di Koran Jakarta, di beberapa bagian ada yang diedit juga oleh pihak redaksi untuk resensi buku Orang-Orang Bloomington ini. Jika Mommy ingin mencoba kirim resensi buku ke Koran Jakarta, berikut alamat emailnya : 

opini@koran-jakarta.com, jangan lupa di cc juga ke opinikoranjakarta@yahoo.co.id

Jika dimuat, feenya sebesar Rp 250.000 dan akan ditransfer kurang dari 2 minggu. Masa tunggu dimuat pun tidak terlalu lama, sekitar 7 hari setelah email dikirim. 








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musim Hujan Kembali Datang, Waspadai DBD dan Gejalanya

Musim hujan kembali datang.. brrr dingin dan mager, itu yang sering terlintas di kepala saya tiap kali teringat tentang musim hujan. Tapi faktanya mam, selain hawa dingin yang bikin mager, ternyata hujan yang turun terus menerus dan genangan air sesudahnya di sepanjang jalan, bisa menjadi surga loh untuk nyamuk berkembang biak dengan leluasa. Hal ini pula yang menyebabkan penyebaran DBD banyak terjadi saat musim hujan. Biasanya bagi kebanyakan orang, termasuk saya pun kalau sering kehujanan, kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Nah saat imun tubuh berkurang, saat itulah si virus DBD ini masuk menyerang tubuh kita. Karena sistem imun tubuh pada anak-anak belum sempurna, hal ini juga yang menyebabkan penyakit DBD lebh sering menyerang pada anak. Nyamuk Aedes Aegypti (foto:wikipedia.com) DBD itu sendiri adalah kepanjangan dari Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di tubuh kita yang disebarkan lewat gigitan nyamuk betina jenis Aedes Aegypti. Gejala DBD p...

Guantanamo Diary- Diari Terampasnya HAM Seorang Napi

Secara tidak sengaja, buku ini awalnya saya comot begitu saja saat tak sengaja melihatnya di sebuah rak buku di sebuah toko buku besar di pusat perbelanjaan tak jauh dari rumah.  Pertimbangan saya saat itu hanya menilik lewat kover buku yang berwarna cerah dan blurb yang menyentak di bagian belakang buku. Dan setelah membacanya, saya langsung terhanyut dengan kisah yang dialami sang penulis-Mohamedou Ould Slahi- yang nyatanya sampai saat ini pun dirinya tak pernah menyangka dipaksa mendekam di dalam penjara terkejam di dunia-Guantanamo. Tanpa berbuat kesalahan apapun, ia menjadi tertuduh anggota teroris oleh Amerika. Miris namun begitu banyak hikmah yang terkandung di buku ini. Saat membacanya, hati saya ikut gelisah yang akhirnya saya tuangkan ke dalam sebuah tulisan dan Alhamdulillah dimuat di  Koran Jakarta, 15 Nov 2016. Berikut ulasannya. Kesaksian dari Neraka Guantanamo Judul Buku    : Guantanamo Diary Penulis   ...

Resensi Buku Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir ; Menghindari Sikap Lalai dan Kesia-siaan Hidup

Judul       : Hanya Cinta-Nya, Tujuan Jiwa Ini Terlahir Penulis    : Riawani Elyta & Risa Mutia Penerbit  : Quanta Cetakan   : 2019 Tebal       : 234 halaman ISBN       : 978-623-00-0386-8 Disadari atau tidak, gaya hidup hedonisme merebak secepat pertumbuhan jamur di musim hujan. Pesatnya kemajuan teknologi berimbas pada jumlah pemakai sosial media yang meningkat drastis ikut berperan dalam perkembangan gaya hidup konsumtif berlebihan dan menonjolkan kepuasan duniawi semata. Jika tidak diimbangi dengan kecerdasan rohaniah, tentunya banyak manusia akan terjerumus pada kemilau dunia yang sifatnya sesaat. Karena sesungguhnya, dunia ini hanyalah setetes air. Kalau kau tak dapat, jangan sedih, karena yang tak kau dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes (hal.61). Melalui buku ini, penulis mengajak pembacanya agar tidak lalai menyikapi k...