Pada 1000 hari pertama kehidupan seorang anak adalah periode emas tumbuh kembang di mana saat itu terjadi pembentukan otak dan organ penting lainnya pada tubuh anak. Dimulai pada saat proses pembuahan janin dalam rahim sampai dengan anak menginjak usia balita, pemenuhan nutrisi yang tepat berperan penting untuk mengoptimalkan perkembangan fisik dan kognitif seorang anak.
Mengapa Anak Harus Minum Susu?
Nah Bunda, selain dengan makanan bergizi yang mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang yang dianjurkan pemerintah , kebutuhan nutrisi anak bisa dipenuhi salah satunya dengan mengonsumsi susu. Susu dengan segala manfaatnya dapat menjaga kesehatan tulang dan mata, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan fungsi otak serta menunjang tumbuh kembang anak.
Benarkah Minum Susu Bisa Menyebabkan Gangguan Pencernaan?
Namun pada sebagian orang, mengonsumsi susu bisa menyebabkan perut kembung, mual , mulas bahkan diare. Gejala ini juga kerap dialami oleh anak di usia periode emas yang rentan mengalami gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan yang sering terjadi pada anak dalam masa tumbuh kembangnya dapat menyebabkan penyerapan nutrisi menjadi tidak optimal, sehingga dapat mengganggu perkembangan anak dan proses belajarnya. Karena sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan yang akan dicerna dan diserap oleh tubuh. Pencernaan yang baik akan mendukung tumbuh kembang anak yang sehat.
Jenis-Jenis Protein Susu Sapi
Produk olahan susu yang sering dikonsumsi anak berupa keju, yogurt, mentega dan lain sebagainya, biasanya mengandung protein, kalsium, dan nutrisi penting lainnya seperti magnesium, kalium, fosfor, seng, dan vitamin B. Sedangkan untuk susu sapi merupakan salah satu sumber kalsium yang bagus dikonsumsi anak untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Nah,
Bunda, walaupun semua susu di pasaran terlihat sama, namun sebenarnya susu
memiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Protein susu terdiri dari 2 jenis
yaitu whey dan casein.
Casein adalah kelompok protein terbesar dalam susu, yang membentuk sekitar 82% dari total kandungan protein dalam susu. Dan untuk protein casein terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah beta-casein. Dari total casein yang ada dalam susu, beta-casein ini terapat sebanyak 45% dari total casein. Beta-casein ini pun memiliki beberapa varian, yaitu A1 dan A2.
Apa yang Dimaksud Dengan Susu A2?
Pertama kali saya mendengar tentang adanya susu A2, saya sempat bertanya-tanya, jenis susu apakah ini? Dan dari penjelasan yang saya dapat lewat live IG @Buumiplayscape bersama Dr Ariani Dewi Widodo Sp.A (K) bahwa Susu A2 merupakan susu yang hanya mengandung protein beta-casein A2 saja. Susu jenis ini dihasilkan oleh sapi A2 yaitu berupa sapi-sapi tanpa rekayasa genetik dan ditreatment secara khusus serta sudah melewati proses tes DNA.
Sementara untuk susu yang beredar di pasaran saat ini, kebanyakan adalah susu yang memiliki varian beta-casein A1 dan A2. Susu dengan dua varian beta-casein ini, kerap menimbulkan gangguan pencernaan terutama pada anak dan juga sebagian orang dewasa. Sedangkan untuk susu A2 setelah diteliti menunjukkan bahwa susu A2 lebih baik untuk sistem pencernaan. Beta-casein A2 yang terkandung di dalamnya akan mudah diserap dalam sistem pencernaan anak, serta dapat membantu mengurangi gangguan pencernaan ringan.
Namun, tetap saja ya Bunda, pada beberapa anak yang mengonsumsi susu A2, responnya bisa berbeda-beda. Akan tetapi susu A2 yang mudah diserap dan dicerna akan sedikit menimbulkan masalah pencernaan seperti sembelit pada anak. Sementara untuk faktor sembelit tidak hanya akibat faktor protein dalam susu saja, ya. Ada pula beberapa faktor lain yang dapat menimbulkan sembelit seperti jumlah cairan dalam tubuh, serat, dan toilet training si anak.
Tentang Susu A2
Di pasaran, jenis susu A2 bisa ditemukan dalam bentuk susu bubuk, UHT ataupun yogurt dengan label A2. Bunda bisa mengetahuinya lewat label komposisi susu pada kemasan yang biasa tertulis beta-casein A2.
Untuk mulai mengonsumi susu A2, tidak ada batasan usia yang khusus, namun Bunda sebaiknya mengikuti petunjuk usia yang ada dalam kemasan produk susu. Untuk anak dengan alergi terhadap susu sapi, pada intinya alergi protein susu sapi disebabkan oleh saluran cerna yang belum matang, sehingga seorang anak yang mempunyai alergi protein susu sapi tidak bisa mengkonsumsi susu sapi (dairy product) maupun produk olahannya. Namun biasanya sekitar 70% anak yang sudah mencapai usia 1 tahun sudah tidak alergi lagi, dan sekitar 90% akan hilang di usia 3 tahun ketika saluran cernanya sudah mulai matang.
Jadi Bunda, selain memperhatikan kandungan jenis protein saat membeli susu, Bunda sebaiknya juga memperhatikan kandungan tambahan saat memilih susu, misalnya pilih yang dilengkapi dengan kandungan seperti DHA, Kolin ataupun Omega 3 & 6 untuk mendukung perkembangan otak anak agar manfaat yang didapat dari susu menjadi lebih maksimal.
Komentar
Posting Komentar