Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Hari Blogger Nasional Beserta Harapan-harapan yang Menyertainya

foto : pixabay / wokandapix Tahun ini, Hari Blogger Nasional jatuh pada hari Jumat, tepatnya di tanggal 27 Oktober 2023. Udah lusa aja ya. Nggak berasa juga, hampir tiap tahunnya ada saja cara saya merayakan hari spesial tersebut tentunya dengan cara yang berbeda-beda. Pernah dengan ikutan event online seharian penuh yang diusung oleh satu komunitas blogger dengan peserta ratusan blogger dari berbagai daerah di Indonesia. Kalo tahun ini, saya merayakannya dengan cara ikut challenge menulis dari Komunitas KEB sebagai yaitu kepanjangan dari Kumpulan Emak Blogger.  Challenge ini bertema Ngeblog Asyik Bareng KEB, satu hari satu postingan, sebanyak 1000 kata dengan tema yang sudah ditentukan. Pertama tahu adanya challenge ini, kok saya jadi kepengen ikutan, diam-diam berbincang sendiri dalam hati, “Coba ikutan, Va. Biar tahu, bisa apa nggak kamu nulis 1000 kata setiap hari. Daripada waktu luang cuma buat scrolling tiktok dan IG terus, buang-buang waktu. Nggak malu apa punya blog kosong begi

Maafkan dan Lupakan, Cara Terbaik Melepas Luka

Foto : Unsplash / Alex Shute Forgive and Forget, n ot Revenge and Regret Petuah di atas pertama kali saya dengar dari Ustadzah yang mengajar anak saya di pondok. Bagus ya, klop gitu mulai dari makna sampai artikulasinya. Tapi untuk pelaksanaannya, apa saya bisa? Memaafkan memang mudah, melupakannya yang agak susah. Bener enggak sih? Kalau saya sih setuju ya dengan kata-kata itu. Setiap kesalahan yang orang lain lakukan, pastinya tidak akan benar-benar bisa dilupakan. Seperti lubang paku di dinding, sekali dinding itu dipaku, walaupun paku sudah dicabut, bekas lubangnya tetap akan ada di dinding itu sampai kapanpun. Kecuali dinding itu diperhalus atau direnov sekaligus dengan rumahnya. Ya, begitulah dengan hati manusia yang terbuat dari seonggok daging. Jika sudah tersakiti, meski sudah dimaafkan, melupakan kejadian tersebut yang agak susah untuk dilakukan. Saya juga manusia biasa. Bisa memaafkan tapi agak sulit untuk melupakan. Dulu saya yang introvert sering merasa kecewa dengan sikap

Menulis Sebagai Terapi Kesehatan Jiwa

  Aktivitas menulis (foto : pixabay/mozlase__) Tetap sehat jiwa dan raga? Siapa sih yang nggak mau sehat kedua-duanya. Bagi saya, kesehatan menjadi hal paling penting dibanding yang lainnya. Kalau badan saya sehat, saya bisa dengan mudah melakukan apapun termasuk rutinitas harian sebagai seorang ibu. Mengurus anak dan rumah akan lebih terasa nikmat saat tubuh saya sehat. Meski lelah, seenggaknya saya tidak kesulitan melakukan kewajiban saya melakukan itu semua. Kalau badan sakit, sudah pasti rumah dan anak-anak tidak terurus seperti biasanya. Meski bisa jadi, saat tubuh saya sakit itu merupakan sinyal atau alarm alami kalau tubuh sebenarnya sedang meminta haknya untuk beristirahat. Lepas sejenak dari rutinitas harian.  Tadi itu kalau sakit fisik, ya. Beda lagi kalau sakit terjadi pada mental atau pikiran kita. Sakitnya nggak terlihat, cuma kalau dibiarkan berlarut-larut bisa membahayakan jiwa seseorang yang mengidapnya.  Gejala Gangguan Kesehatan Mental Kadang saya suka memperhatikan,

Si Paling Support Systemku Saat Nge-blog

  Ngomongin soal support system, mau bekerja kantoran ataupun memutuskan jadi blogger dan bekerja dari rumah saja, bagaimanapun saya juga butuh support system. Kalau dulu saat awal-awal jadi blogger, rumah saya lokasinya masih dekat dengan rumah orang tua. Saat ada event blogger, masih ada orang tua yang menemani anak di rumah saat saya pergi ke event sementara suami bekerja. Bersyukur pula bisa refresh sejenak dari urusan rumah tangga saat ada event blooger di luar rumah. Saat-saat itu, support system saya selain suami, ya juga orang tua saya. Namun sekarang, saat kami sudah pindah kota dan tinggal jauh dari rumah orang tua saya. Dateng ke event blogger, enggak dulu deh. Karena kami hanya tinggal bertiga di rumah, dan suami saya harus pergi menjemput rezeki, tidak ada lagi orang tua yang bisa dimintai tolong sementara saya datang ke event. Karena itulah sudah hampir tiga tahun saya tidak pernah join event-event blogger lagi.  Tapi kalau urusan nulis di blog, suami selalu jadi support

Si Doel Anak Sekolahan, Drama Favorit Paket Lengkap Pilihanku

Menghibur diri dengan tontonan. Hayo ngaku siapa yang suka begini? Kebanyakan orang sepertinya suka ya menonton film atau pun drama series. Termasuk saya. Menonton film atau drama series favorit adalah alternatif hiburan yang saya pilih di saat saya merasa bosan ataupun penat dengan rutinitas harian. Kalau ditanya apa film favoritmu, saya suka yang bergenre HOROR. Rasanya cukup efektif melepas ketegangan pikiran dan stres yang menumpuk. Padahal aslinya penakut. Nggak tau kenapa, kalo abis nonton film horor saya seperti senang dengan sensasi ketakutan yang didapat, adrenalin berasa naik dan ujung-ujungnya adrenalin itu akan memproduksi hormon endorfin, sebagai pencipta alami anti-depresan. Rasanya plong aja kalau abis nonton film horor, apalagi pas tau endingnya dan nggak jadi penasaran lagi. Tapi kalau untuk film horor, bagi saya cukup untuk ditonton sekali saja. Karena sudah tahu alurnya, saya pun nggak akan mau secara sengaja nonton film horor yang sama untuk kedua kalinya. Mending n

Serunya Gabung Komunitas Blogger Menambah Teman, Ilmu dan Pengalaman

Senangnya bisa berteman (foto :pixabay/jarmoluk) Berbicara tentang teman seolah enggak ada habisnya. Siapapun butuh teman. Bahkan untuk seorang introvert sekalipun, pastinya tetap memiliki beberapa teman atau sahabat yang selalu berkabar dan sesekali bertemu. Saya ngaku, saya orangnya introvert. Susah untuk menyapa orang lebih dulu, paling-paling hanya tersenyum sebagai ganti sapaan. Apalagi untuk membuka obrolan dengan seseorang yang baru dikenal, hmmm ntar dulu deh, rasanya belum-belum mulut sudah kelu duluan untuk sekedar membuka obrolan. Setelah lulus sekolah, bekerja, dan menikah, dunia pertemanan saya pun belum ada kemajuan berarti. Teman sekedar kenal terbilang banyak, tapi untuk yang sifatnya dekat seperti sahabat bisa dihitung dengan jari. Sahabat saya saat ini adalah beberapa teman dari masa-masa saat sekolah kejuruan dulu. Juga beberapa sahabat dari circle pertemanan ibu-ibu dari TK tempat bungsu sekolah.  Begitu juga saat saya mulai menekuni dunia tulis menulis. Mengenal te